Sangatta (ANTARA Kaltim) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Kutai Timur, Kalimantan Timur, Marhadin (19 tahun), yang dilaporkan hilang tenggelam sejak Senin (19/1), ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia, Selasa sekitar pukul 08.00 Wita.

"Alhamdulillah, tim gabungan sudah menemukan jenazah Mahardin," kata Pembantu Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutim, Anshar Haryasakti saat dihubungi di Sangatta.

Namun, Anshar tidak menjelaskan proses penemuan jenazah salah satu mahasiswanya yang dilakukan tim SAR gabungan Kutai Timur.

"Yang jelas, kami sangat bersyukur korban berhasil ditemukan setelah sejak Senin kemarin dilaporkan hilang tenggelam," ujarnya.

Dugaan sementara, korban Marhadin tenggelam karena tidak mampu melawan arus air terjun yang cukup deras dan cukup dalam. Jarak antara perkampungan penduduk dengan lokasi air terjun sekitar 23 kilometer dengan kondisi jalan yang berat saat musim hujan.

Secara terpisah, salah satu senior Mahasiswa Pecinta Alam dan alumni Stiper Kutim, Bonar, mengatakan saat ini jenazah Marhadin masih dalam perjalanan menuju kampus untuk disemayamkan sementara.

Setelah disemayamkan, Ketua Stiper Profesor Djuremi selanjutnya menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga terdekat di Sangatta dan pihak kampus juga akan berkoordinasi dengan keluarga korban di Sulawesi Selatan.

"Saya barusan mendapat informasi bahwa jenazah akan dikirim ke Samarinda, setelah itu rencananya diterbangkan ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan," kata Bonar.

Marhadin adalah mahasiswa Stiper jurusan Agribisnis angkatan 2014 yang tinggal bersama rekannya di Asrama Cempaka, Gang Cempaka, Desa Sangatta Utara, Kutai Timur.

Pada Jumat (16/1), korban bersama empat anggota Mapala Stiper dan dua orang staf Desa Karangan masuk ke hutan untuk survei lokasi acara "Temu Pecinta Alam se-Kalimantan Timur" yang rencananya dipusatkan di Karangan, Kutai Timur, pada 19-21 Februari 2015.

Mereka telah survei beberapa lokasi, termasuk di "Gunung Tengkorak" Desa Batu Lepo, Kecamatan Karangan, pada 17-18 Januari.

Namun, pada Senin (19/1) sekitar pukul 07.00 Wita, bersama rekannya menikmati angin pagi dan sejuknya danau air terjun. Tanpa diketahui rekannya dan staf desa, Marhadin tiba-tiba tenggelam di danau tersebut. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015