Pengamat kebijakan publik Universitas Mulawarman (Unmul) Prof Aji Ratna Kusuma menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah lebih terukur dan memiliki standar kebijakan yang jelas dibandingkan dengan konsep awal, yaitu makan siang gratis.

"Ketika diubah menjadi makan bergizi gratis, konsep itu menjadi terukur dan memiliki standar kebijakan yang jelas," kata Prof Aji Ratna Kusuma di Samarinda, Ahad.

Ia menjelaskan, jika tetap menggunakan konsep lama, yaitu makan siang gratis, kandungan gizi yang diberikan kepada penerima program akan multitafsir.

"Boleh makan apa saja yang penting gratis. Begitu diubah menjadi program makan bergizi gratis, maka konsepnya menjadi jelas sehingga implementasinya di lapangan akan menjadi jelas, terukur, dan pengawasannya juga akan menjadi mudah," paparnya.

Aji Ratna menekankan bahwa langkah uji coba program Makan Bergizi Gratis penting sebelum dilaksanakan pada awal Januari 2025. Uji coba ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan untuk melihat kekurangan dan bagaimana program ini dapat berjalan dengan baik.

"Ini adalah program yang multi-kompleks, melibatkan banyak pihak yang harus berkolaborasi, dimulai dari perencanaan yang tepat sampai pemantauan, pengawasan, dan evaluasi secara terus-menerus," katanya.

Aji Ratna mengingatkan agar organisasi pelaksana paham betul apa yang harus dilakukan karena program ini menyangkut anak-anak dan ibu hamil yang memiliki selera berbeda-beda.

"Jangan sampai program ini hanya berjalan beberapa saat kemudian berubah pola," katanya.

Ia menandaskan pentingnya evaluasi dan pemantauan di awal-awal pelaksanaan program.

Aji Ratna menyebut program Makan Bergizi Gratis sebagai program mulia. Hal itu melihat kondisi rakyat yang masih banyak kekurangan gizi di daerah-daerah tertentu, sehingga pemberian makanan bergizi secara gratis ini harus tepat sasaran.

Ia juga menyoroti agar ke depannya, kebijakan ini tidak menggeser kebijakan pencegahan stunting dan pemberian makanan tambahan yang sudah berjalan selama ini. "Kalau dia dilengkapi dengan energi, saya pikir itu akan lebih baik," katanya.

"Kalau program ini menambah dari yang sudah ada akan lebih baik lagi, dengan begitu stunting kita akan lebih cepat teratasi," ucap Aji Ratna.*

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024