Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Perwakilan Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim menggelar sosialisasi isu strategis dan hasil kajian dampak kependudukan di Kaltim.

“Dalam sosialisasi ini kami ingin manyampaikan kepada instansi terkait dan masyarakat  terkait dampak  dari kependudukan yang menyangkut tiga aspek yakni aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Yenrizal Makmur usai membuka sosialisasi di samarinda, Selasa (18/11).

Ia merngatakan Indonesia  dari  aspak kuantitas memiliki jumlah penduduk yang banyak yakni sekitar 237,6 juta jiwa, sementara dari aspek kualaitas memiliki kualitas penduduk yang rendah, halite terlihar dari indeks pembangunan manusia (IPM) menempati rangking ke 124 dari 188 negara.

Sedangkan dari aspek mobilitas Indonesia memiliki persebaran penduduk yang tidak merata atau timpang, dimana 58 persen penduduk terkonsentrasi dipulau Jawa, dan sisanya tersebar di beberapa pulau seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Yenrizal Makmur menjelaskan di provinsi Kalimantan Timur sendiri jumlah penduduk terus bertambah. Berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk Kaltim sebanyak 3,5 juta jiwa, padahal pada tahun 2000  hanya berjumlah2,4 juta jiwa.bertambahan sekitar 1,1 juta jiwa.

“Laju Pertumbuhan Penduduk   (LPP) Kaltim selama sepuluh tahun terakhir  sejak tahun 2000-hingga 2010  sebesar 3,8 persen,” katanya.

Lanjut Yenrizal  dari  laju pertumbuhan penduduk  3,8 persen, 1,7 merupakan angka kelahiran Total Fertelity Rate (TFR) dan 2,1 merupakan angka penduduk yang masuk di Kaltim (migrasi).Jadi laju pertumbuhan penduduk di Kaltim sebenarnya didominasi oleh angka migrasi, kalau angka kelahiran relative kecil, hal itu menunjukan program KB di Kaltim berhasil.

Menurutnya dengan jumlah penduduk yang banyak akan menjadi masalah ,apalagi tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas. Hal itu tentunya akan berdampak pada kehidupan dan pembangunan.

Dampak-dampak yang ditimbulkan di antaranya maslah ekonomi, pemenuhan pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan. Sedangkan dampak sosialnnya seperti kemiskinan, pengangguran serta meningkatnya angka kriminalitas.

“Jadi masalah kependudukan harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan steak holder bagaimana mengedalikan penduduk, salah satunya melalui program kependudukan dan keluarga berencana,” ujar Yenrizal Makmur. (*)

Pewarta: Rachmad

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014