Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wasit yang pemimpin pertandingan sepak bola pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim V di Stadion Utama Samarinda mengancam akan mogok memimpin pertandingan laga semi final dan final, jika tuntutan kenaikan honor tidak dipenuhi.

Ketua tim Delegate cabang sepak bola Porprov Sukri Umi di Samarinda, Kamis, mengatakan saat ini honor untuk wasit dan perangkat pertandingan hanya dialokasikan oleh PB Porprov sebesar Rp350 ribu per hari.

Ia mengatakan nilai tersebut hampir sama dengan perangkat pertandingan cabang olah raga lainnya di Porprov V. Padahal realitanya wasit sepak bola punya kinerja yang lebih berat dan risiko yang tinggi dalam memimpin pertandingan sepak bola.

"Menurut kami tidak bisa disamaratakan, karena kami bekerja selama 90 menit berlari, belum lagi risiko kejadian-kejadian di dalam dan luar pertandingan," kata Sukri.

Saat ini, kata dia, perangkat pertandingan sepak bola berjumlah 24 orang, mereka sudah sepakat tidak akan melanjutkan pertandingan sepak bola bila tuntutan kenaikan honor tersebut tidak mendapatkan respon dari PB Porprov.

"Kami sudah mengirimkan surat resmi kepada PB Porprov, dan kami akan menunggu jawaban mereka, mudah-mudahan saja semuanya bisa berjalan aman," kata Sukri.

Menurut dia tuntuan kenaikan honor wasit pada pertandingan sepak bola tersebut tidak menuntut honor yang besar, mereka hanya menuntut tambahan Rp150 ribu, atau total Rp500 ribu dalam hitungan sehari memimpin pertandingan.

"Perangkat pertandingan kami di Porprov ini juga melibatkan tiga wasit Indonesia Super League (ISL) dan enam wasit Divisi Utama. Artinya mereka memang sudah merupakan tenaga profesional, sehingga wajar mereka menuntut tambahan honor," ujar Sukri.

Apalagi, kata dia, dalam hitungan kerja sebenarnya cabang sepak bola terhitung 14 hari pertandingan, namun akhirnya dirasionalisasi oleh PB Porprov menjadi sepuluh hari pertandingan.(*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014