Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim, Yenrizal Makmur mengatakan ada tiga aspek masalah kependudukan  yang dihadapi yaitu masalah kuantitas, kualitas dan mobilitas.

Hal itu diungkapkannya pada acara sosialisasi isu strategis dan hasil kajian dampak kependudukan di hadapan para Camat dan Lurah se kota Samarinda,  di Hotel Mesra Internasional , Selasa  (20/10).

Ia mengatakan penduduk  Indonesia menduduki urutan ke empat terbanyak dunia  setelah Negara Cina, India  dan  Amerika. Penduduk Indonesia   pada  tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, kemudia pada tahun 2014 mencapai 250 juta jiwa, karena rata-rata pertambahan penduduk Indoensdia sekitar 4 samapai 4,5 juta jiwa pertahun.

Menurutnya jika dilihat dari aspek kualitas Indonesia memiliki kualitas penduduk yang cukup banyak, sedangkan dari aspek kualitas Indonesia memiliki penduduk kualitas yang rendah. Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia  (IPM)  berada pada ranking ke 124 dari 188 negara.

Sementara dari aspek mobilitas penduduk Indonesia memiliki persebaran penduduk yang timpang, dimana 58 persen penduduk  berada di pulau Jawa sedangkan  42 persennya tersebar di beberapa pulau di Indonesia.

Yenrizal Makmur menjelaskan untuk di Provinsi Kalimantan Timur sendiri jumlah penduduk juga terus bertambah. Dari hasil sensus penduduk  pada tahun 2.000 bertamnah  sebanyak 1,1 juta jiwa lebih, sehingga pada tahun 2010   berjumlah 3,5 juta jiwa.

“Jadi Laju Pertumbuhan Penduduk  (LPP)  Kaltim  dari 2,78 persen meningkat menjadi 3,82 persen namun pertumbuhan penduduk Kaltim lebih didominasi banyaknya jumlah pendatang (migrant) bukan karena tingginya angka kelahiran,” katanya.

Dikatakannya bahwa dengan jumlah penduduk yang besar maka akan berdampak pada berbagao aspek kehidupan di antaranya masalah kebutuhan pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, kemiskinan dan masalah sosial lainnya seperti meningkatnya angka kriminalitas.

Jadi kata Yenrizal  Makmur penduduk merupakan isu startegis dalam rengka pembagunan nasional, karena penduduk merupakan pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan.

“Jika jumlah penduduk besar dan diikuti dengan SDM yang berkualitas maka dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang  mengarah pada kesejahteraan, namun sebaliknya jika jumlah penduduk besar  tapi  tidak berkualitas maka akan menjadi  beban bagi pembangunan,” katanya.

Sementara itu panitia penyelenggara, Sudibyo mengatakan berdasarkan hasil kajian ada lima permasalahan yang di hadapi Kalimantan timur terkait kependudukan  di antaranya masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi, mobiltas penduduk, data kependudukan yang belum memdai serta kualitas penduduk yang rendah.

“ Dengan diselenggarakannya sosialisasi dampak keendudukan ini, kami berharap kepada pemerintah  agar menjadikan penduduk sebagai pusat dari seluruh kebijakan program pembangunan dan penekankan peningkatan SDM   bukan hanya membangun inprastruktur saja,” kata Sudibyo .

Pada sosialisasi itu  di hadiri para camat dan lurah se Kota Samarinda  juga menghadirkan nara sumber  selain dari  BKKBN  Kaltim  juga  dari BKKBN pusat  yakni Direktur Dampak Kependudukan,  Suyono Hadinoto (*)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014