Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai percontohan (pilot project) kawasan strategis dan potensial dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.

"Ada dua kecamatan di Berau yang dijadikan pilot project oleh Kementerian Kelautan dan Kelautan, yakni Kecamatan Derawan dan Kecamatan Maratua," ujar Kepala Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Kaltim Frederik Bit di Samarinda, Selasa.

Frederik yang didampingi, Kepala Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha Husaini, melanjutkan dua kecamatan yang menjadi percontohan nasional itu merupakan kawasan terpencil dan masuk dalam pulau terluar di Indonesia, sehingga pihaknya turut mengambil peran dalam penanganannya.

Peran yang diambil antara lain, dalam waktu dekat atau pada Oktober mendatang, pihaknya akan menggelar pelatihan mekanisasi pakan ikan (pelet) kepada nelayan setempat.

Hasil pelatihan diharapkan dapat meningkatkan nilai mata pencaharian alternatif yang dilakukan warga setempat selama ini, yakni melalui budidaya perikanan bernilai ekonomi tinggi dengan metode Jaring Apung.

Pengembangan mata pencaharian alternatif merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar tekanan terhadap sumberdaya pesisir dan laut dapat diminimalisir, termasuk dapat dibuka kesempatan untuk merehabilitasinya secara alamiah.

Terkait dengan itu, maka desain pengembangannya harus mengikuti sistem budidaya yang telah disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan di kawasan pesisir tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa dalam kaitan pelatihan untuk kawasan pesisir tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau, Konsultan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ditemptkan di Maratua, Petugan Penyuluh Lapangan Perikanan, dan Camat Maratua, Kudarat.

Dalam mengembangan kawasan perbatasan dan daerah terpencil katanya, peran BKP2DT Kaltim menganut sistem "filling the gap", yakni kegiatannya mengisi celah partisipasi yang belum atau tidak dilakukan oleh instansi teknis terkait dalam program pembangunan.

Seperti yang akan dilakukan di Pulau Maratua, Kementerian dan Dinas Kelauatan Berau memfasilitasi jaring apung sebagai bentuk budidaya perikanan bernilai ekonomis tinggi.

Ini berarti pelatihannya belum tersentuh pihak lain sehingga BPKP2DT Kaltim mengambil peran berupa pelatihan mekanisasi pakan ikan, karena membuat pakan ikan merupakan hal yang penting dilakukan untuk keberhasilan peternakan ikan. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014