Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kemeriahan  dan kegembiraan hati menyambut hari raya Idulfitri merupakan sesuatu yang bisa dimaklumi, dihargai, dihormati karena merupakan semangat umat Islam sebagai hari kemenangan. Baiknya, bagi yang merayakan terutama remaja, tidak berlebihan karena harus mempertimbangkan kekhusyukan dan kekhidmatan.

“Silaturahim jangan dilupakan dengan handai tolan dan teman-teman. Jika memungkinkan, berbagi sesuai dengan kemampuan,” kata Sekretaris Komisi I Syaparudin Rabu (23/7) saat ditemui pada pengambilan gambar untuk sosialisasi Idulfitri di media elektronik bersama anggota DPRD lainnya.

Menurutnya, berbagi suka cita sebagai tradisi biasanya diwujudkan dalam bentuk materi dan nonmateri. Adapun umumnya hadiah atau bingkisan menjadi suatu hal yang lumrah.

"Yang saya tahu sampai saat ini tidak ada tali asih, atau THR. Baik dari pemerintah kepada anggota dewan, dari pimpinan kepada anggota. Sampai saat ini tidak ada. Pada sisi lain tiap anggota dituntut untuk bisa berbagi dengan konstituennya. Tentu ini jadi masalah tersendiri karena trennya seperti itu. Aturan makin ketat, celah dalam hal kaitannya dengan keuangan kita semakin tidak kita dapatkan. Pada kesempatan Idulfitri ini jujur saja kita tidak ada anggaran untuk membantu warga seperti biasanya," imbuhnya.

Terkait aturan soal THR, Sekretaris Komisi I tersebut menjelaskan sesuai peraturan dilarang memberi dan menerima hadiah baik antaranggota DPRD maupun dari pihak manapun.

"Satu sisi kita dihadapkan pada satu tren tradisi, bahwa orang berpersepsi anggota DPRD itu banyak uangnya. Ini juga masalah tersendiri bagi kita, Saya berkepentingan untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi. Setiap tahun semakin ketat kaitannya dengan aturan pengeluaran keuangan. Jadi kita harus tampil apa adanya. Tetapi tetap bekerja berbasis kinerja dewan, dan tidak boleh berpikir untuk mencari di luar gaji," tambahnya. (Humas DPRD Kaltim/adv/ast/dhi/oke)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014