Samarinda (ANTARA Kaltim) – Kalimantan Timur memiliki potensi wisata budaya yang perlu dilestarikan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan ekonomi kreatif lokal. Sehingga mampu menumbuhkan ekonomi kerakyatan melalui pelestarian sejumlah kawasan, khususnya situs budaya di daerah ini.

“Banyak situs budaya di Kaltim yang perlu perhatian dan pelestarian, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menarik kunjungan wisata di daerah ini. Apalagi sejumlah warga yang tinggal di sejumlah situs tersebut ternyata memiliki keterampilan lokal yang mampu dijual untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan,” kata Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kaltim,  H Mohammad Djailani, Minggu (6/7).

Berkaitan dengan hal tersebut, Dekranasda yang dipimpin H E Amelia Suharni Faroek bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UKM Kaltim melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan dan melestarikan berbagai situs budaya yang tersebar di sejumlah kawasan di daerah ini.

Diharapkan berbagai situs budaya tersebut, mampu menarik minat wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk berkunjung, sehingga mampu menumbuhkan berbagai potensi usaha kreatif lokal yang dimiliki warga sekitar kawasan tersebut.

“Dengan upaya ini, kita berharap terjalin keterpaduan antara pelestarian berbagai situs budaya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di daerah ini,” kata Djailani.

Terkait dengan hal tersebut, sejak 2013 hingga 2018, dilakukan berbagai upaya pelestarian sejumlah situs budaya dan pengembangan usaha berbagai komoditas warga yang tinggal di sekitar kawasan yang tersebar di Kaltim.

Sejumlah kawasan atau situs yang menjadi perhatian, yaitu di Kota Samarinda, berupa Desa Budaya Pampang dengan komoditas kerajinan manik-manik dan Rumah Tua Kampung Baka di Samarinda Seberang dengan pengembangan usaha Sarung Tenun Samarinda.

Selanjutnya di Kabupaten Kutai Barat, yang terdiri atas  Lamin Tumenggung Singanata, Kampung Oday Kecamatan Sekolaq Darat dengan kerajian anyaman rotan. Lamin Raden Tumenggung Marta  di Desa Tanjung Isuy Kecamatan Jempang dengan komoditas Tenun Ulap Doyo. Lamin Tolan di Kecamatan Damai Suku Benuaq dengan kerajinan Tikar Lampit dan Lamin Besar Suku Bahau di Kampung Tukul, Long Iram dengan komoditas ukiran kayu.

Sementara itu, di Kabupaten Berau ada situs Kesultanan Gunung Tabur dengan komoditas lokal berupa anyaman tikar pandan dan Kesultanan Sambaliung dengan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Demikian juga di Kabupaten Paser berupa peninggalan Kerajaan Sadurangas dengan usaha kerakyatatan berupa ukiran kayu.

Demikian juga di Kabupaten Kutai Kartanegara berupa situs Lamin Telihan di Desa Kahala, Kecamatan Kenohan dan Lamin Pulut di Kecamatan Muara Kaman dengan pengembangan usaha rakyat berupa kerajinan tikar penjalin.

Melalui upaya tersebut, bertujuan untuk pelestarian sejumlah situs budaya dari berbagai etnis,  mendorong tumbuhnya ekonomi kerkayatan berbasis kearifan lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sekaligus membangun basis ekonomi kerakyatan di pedesaan serta upaya untuk menarik masuknya  wisatawan lokal dan asing.

Guna menyukseskan semua upaya tersebut, Djailani juga berharap dukungan semua pihak, baik secara kelembagaan maupun individu untuk bersama-sama menggairahkan kunjungan wisata di Kaltim hingga ke pelosok desa, karena sejumlah situs tersebut umumnya berada di pedesaan.

Jajaran kepariwisataan di kabupaten/kota harus membuat paket kunjungan bagi setiap wisatawan pada kawasan situs-situs tersebut, sehingga secara bertahap kian dikenal oleh masyarakat dunia.

“Pemprov Kaltim, melalui Dekranasda dan Disprindagkop dan UKM  telah berupaya melestarikan berbagai situs budaya di kabupaten/kota dan tentunya berharap peran daerah setempat untuk ikut mengenalkan kepada setiap wisatawan yang datang,” kata Djailani yang juga Kepala Disprindagkop dan UKM  Kaltim.

Sementara itu, untuk mendukung tumbuhnya ekonomi kreatif di kawasan tersebut, jajaran Disperindakop dan UKM Kaltim, melakukan berbagai upaya, antara lain mengadakan pendidikan dan pelatihan, bantuan peralatan dan bahan, serta pendampingan untuk peningkatan mutu sejumlah komoditas yang diproduksi, termasuk mempromosikan dalam skala nasional dan internasional. (Humas Prov Kaltim/san).

 

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014