Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Ahmad Muzakkir menjelaskan bahwa kebijakan pembangunan perkebunan ditujukan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu agar produksi perkebunan tersebut dapat bersaing di pasar internasional.


Saat ini, sejumlah produk perkebunan di Kaltim, kata Muzakir di Samarinda, Minggu, sudah bisa menembus pasar internasional dan beberapa kali melakukan ekspor hingga manca negara.

Namun sebaliknya masih ada sejumlah komoditas perkebunan lainnya yang kurang mendapat minat pasar, karena kualitasnya yang rendah.

“Salah satu sasaran strategis adalah meningkatkan produksi perkebunan dengan ketersediaan benih unggul sebagai faktor pendukung utama,”ungkap Muzakkir.

Menurutnya, penggunaan benih unggul dianggap sebagai langkah awal dan krusial dalam implementasi sistem pertanian modern karena memiliki potensi hasil yang lebih tinggi dan adaptif terhadap kondisi lahan.

"Penyerapan benih Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur di tahun 2024 melalui pengembangan perkebunan rakyat yakni perluasan, rehabilitasi dan peremajaan pada kabupaten/kota sebanyak 578.000 benih," ujarnya.

Di tengah tuntutan efisiensi dan daya saing yang semakin meningkat dalam usaha perkebunan, kebutuhan akan benih unggul juga mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, ketersediaan benih unggul yang tepat waktu, jumlah, mutu, harga, varietas/klon, dan lokasi sangat diharapkan oleh berbagai pihak khususnya para pekebun.

"Pemerintah dan pengguna lainnya juga membutuhkan stok benih unggul untuk keperluan peremajaan tanaman, rehabilitasi, serta pembangunan kebun baru atau perluasan," tambah Muzakir,

Pewarta: Arumanto

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024