Samarinda - Warga Negara Indonesia yang  memutuskan tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan legislative (pileg) beberapa waktu lalu, lebih layak disebut golongan hitam (Golhit). Demikian dikatakan Anggota DPRD Kaltim Encik Widyani menanggapi fenomena Golongan Putih (golput).

“Putih itu artinya suci dan baik, sementara warga yang dengan sengaja tidak menggunakan hak pilihnya dan memutuskan untuk Golput, sementara dalam pemilu baik itu pileg maupun pilpres partisipasi masyarakat menjadi tolok ukur kesuksesan pesta demokrasi tentu golput bukan pilihan paling bijak,” ungkap Encik.

Ia menilai golput justru lebih tepat disebut golongan hitam, karena telah menodai arti demokrasi yang sebenarnya. “Mungkin lebih tepat disebut golhit saja, lebel yang melekat tentu akan mempengaruhi persepsi dan perilaku, sehingga angka golhit akan menurun,” kata Encik.

Diketahui, Encik yang saat pemilihan legislatif 9 April lalu menggunakan hak pilihnya pada TPS 44 Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan bersama puteri dan cucunya yang menjadi pemilih pemula. “Kebetulan cucu laki-laki saya adalah pemilih pemula dan ini pertama dalam hidupnya.

Bagi Encik pemilih pemula merupakan kelompok pemilih yang harus sejak dini terus diberikan pendidikan politik, mereka yang berdasarkan survey merupakan kelompok yang cukup besar berpartisipasi tentu harus benar-benar memiliki pemahaman soal pemilu dan politik,” urai Encik.

Terkait pelaksanaan Pileg, ia menilai ada fenomena “wani piro” yang mengkhawatirkan itu, pelaksanaannya justru semakin blak-blakan.  Lewat survey dan pendataan lembaga manapun, angkamya semakin meningkat dari periode sebelumnya.

“Fenomena wani piro inilah yang merusak kualitas hasil pemilu. Nasib bangsa dipertaruhkan dengan adanya wani piro itu tadi,” sebut Encik.

Kedepan Encik berharap agar ada upaya-upaya perbaikan dalam dunia politik, pemahaman dan pendidikan mengenai politik harus dilakukan untuk kembali meluruskan  niat baik dari pesta demokrasi yang dilakukan di Indonesia. “Ini perlu menjadi perhatian serius, saya sangat prihatin melihat fenomena wani piro yang terjadi pada pesta demokrasi di Negara ini,” ucapnya. (Humas DPRD kaltim/adv/lia)








Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014