Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Samarinda, menerapkan program Salibu (satu kali tanam, panen seribu kali) sebagai upaya meningkatkan produksi pertanian di daerah itu.

Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang di Samarinda, Senin, mengatakan, kajian program Salibu itu sebagai upaya pemerintah setempat untuk meningkatkan surplus pangan, sesuai kebijakan nasional dalam upaya peningkatan ketahanan pangan.

"Bidang pertanian merupakan program nasional tentang ketahanan pangan negara dalam surplus pangan, dimana pada 2014 seluruh daerah termasuk Samarinda mempunyai tanggung jawab memberikan perhatian yang besar dalam ketahanan pangan," ucap Syaharie Jaang pada rapat koordinasi pembangunan pertanian di kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda.

Rapat Koordinasi pembangunan pertanian yang dihadiri Kepala Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Dandim Kota Samarinda, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan, Kepala Bappeda, Kepala Kantor BLH, Kepala Kantor BPKAD dan Kabag kerjasama serta Kabag Humas dan Protokol Masrulah itu, sebagai implementasi kerjasama antara Menteri Pertanian dengan Panglima TNI tentang pengawasan dan pencetakan sawah.

Pemkot Samarinda saat ini telah menginventarisasi lahan dan mengkaji peningkatan panen yang biasanya setahun satu kali panen, minimal bisa membuat dua kali panen dalam satu tahun.

"Masyarakat perlu contoh, dengan adanya contoh yang baik masyarakat bisa meniru karena masyarakat kita sekarang ada keraguan apakah betul ini bibit unggul dan bagaimana cara menanam dengan baik," katanya.

"Melalui kajian baru yang disebut Salibu itu, pemanfaatan lahan jadi efisien, biaya rendah dan masyarakat dapat penghasilan. Diharapkan, kerjasama yang baik antara Dinas Pertanian dan Kodim," ujarnya.

Kepala Kantor Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Marwansyah mengatakan, pada 2014 Dinas Pertanian, Pertanaman dan Kehutanan setempat menerima bantuan dari pemerintah pusat yaitu sekolah lapang pertanian berupa sarana produksi dan dibantu lahan seluas 2.000 hektare.

"Harapannya, semoga satu lokasi tanam bisa enam kali panen dalam setahun. Semua kita lakukan dalam rangka upaya meningkatkan produktifitas lahan," ungkap Marwansyah.

Ia mengutarakan, jika produktivitas lahan meningkat, nilai rupiah yang dihasilkan banyak dan diharap para petani tidak menjual lahan produktif untuk alih fungsi.

"Kami juga bekerjasama dengan Bank BI dalam membangun suatu cluster untuk memproduksi tanaman yang menyebabkan inflasi, salah satunya seperti cabe dan bawang merah. Rencana berlokasi di Sungai Siring dan bisa mengurangi ketergantungan dengan Pulau Jawa dan Sulawesi," ujarnya.    (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014