Samarinda (ANTARA Kaltim) - Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalimantan Timur menyatakan aksi Menpora Roy Suryo pada peluncuran bendera Merah Putih berukuran 2.128 meter persegi dari ketinggian 100 meter di Stadion Palaran, Samarinda, merupakan aksi dadakan tanpa persiapan.

Sekretaris Pengprov FPTI Kaltim Achmad Subhan di Samarinda, Selasa, mengatakan Roy Suryo belum sekalipun mengikuti sesi latihan spektakuler puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda Nasional, Senin (28/10), yakni turun dari atas atap stadion dengan teknik refling seperti tim panjat yang lain.

"Ya baru di acara itu (28/10) Menpora turun ke bawah, karena sebelumnya beliau (Roy Suryo.red) memang tidak ada pernah ikut latihan," jelas Subhan.

Dikatakan Subhan, bagi orang awam melakukan aksi turun di atas ketinggian seperti itu dibutuhkan nyali yang luar biasa, meskipun dengan tingkat keamanan yang sudah diminimalisir resikonya.

"Kalau untuk atlet panjat tebing melakukan aksi seperti itu adalah hal yang biasa, namun bagi orang awam itu baru luar biasa," kata Subhan.

Subhan menjelaskan, sudah pasti tim panjat tebing yang ditunjuk dalam acara spektakuler tersebut telah memperhitungkan tingkat resiko, apalagi yang melakukan aksi merupakan pejabat menteri.

"Makanya khusus untuk Roy Suryo, kami menggunakan dua bilayer untuk menurunkannya ke bawah, hal ini untuk meminimalisir resiko yang bakal terjadi," urai Subhan.

Disinggung pengibaran bendera yang tidak sempurna pada acara spektakuler tersebut, Subhan menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena gulungan bendara yang ditaruh di atas atap terkena air hujan.

Akibatnya, katanya, pada saat diluncurkan ada sebagian bendera yang masih lengket dan tidak bisa mengembang persegi sesuai dengan rencana.

"Dalam beberapa sesi latihan sebenarnya tidak pernah ada masalah, hanya saja yang disayangkan justru pada saat acara ujung bendera di sisi kanan tidak bisa mengembang dengan sempurna," tegas Subhan. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013