Nunukan (ANTARA Kaltim) - KM Bukit Siguntang, armada angkutan milik PT Pelni mengangkut 1.367 penumpang mudik "telantar" di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara pada Selasa (15/10).

Ribuan penumpang yang merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Negeri Bagian Sabah Malaysia tersebut tidak sempat berangkat (mudik) pada Sabtu (12/10) dengan KM Cattleya," ujar Patoh Sembiring, Pimpinan Cabang PT Pelni Kabupaten Nunukan, Rabu.

Ia menegaskan, KM Bukit Siguntang yang meninggalkan Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan sekitar pukul 20.30 Wita itu berlayar menuju Pelabuhan Nusantara Parepare dan Pelabuhan Makassar Sulawesi Selatan.

Selain penumpang, kata dia, salah satu kapal milik PT Pelni yang transit di Kabupaten Nunukan itu juga mengangkut 8.000 ton rumput laut tujuan Makassar dengan penghasilan barang bawaan penumpang "over bagage" sebesar Rp11,75 juta.

Penumpang yang berangkat dengan KM Bukit Siguntang adalah penumpang yang batal berangkat dengan KM Cattleya akibat kelebihan kapasitas pada Sabtu (12/10).

Informasi yang dihimpun di Pelabuhan Tunon Taka pada hari itu menyebutkan, KM Cattelaya terpaksa dilabuhkan di tengah laut sekitar pukul 10.00 Wita pada Sabtu (12/10) oleh petugas syahbandar setempat karena ribuan penumpang berebutan naik ke kapal tersebut.

Namun pada pukul 12.00 Wita, KM Cattleya kembali merapat didermaga pelabuhan Nunukan untuk mengisi air bersih dan sempat terjadi kericuhan antara penumpang, buruh pelabuhan dan aparat saat itu sehingga terjadi insiden melompat dari kapal milik perusahaan swasta itu.

"Sempat terjadi kericuhan antara penumpang, buruh pelabuhan dengan aparat syahbandar dan kepolisian karena petugas melarang naik ke kapal yang sudah sesak dengan penumpang dan barang bawaan," ucap Jabbar, seorang agen penumpang, Rabu.

Ia menegaskan, penumpang yang berangkat melalui KM Bukit Siguntang dengan jumlah yang mencapai ribuan itu adalah penumpang yang batal berangkat atau mudik Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriyah di kampung halamannya pekan lalu.   (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013