Sangatta (ANTARA Kaltim) - Industri tahu-tempe di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur tetap berproduksi normal, meski masih dibayangi kelangkaan dan tingginya harga kedelai di pasaran.

Menurut Karimun (67), salah satu pengusaha dan pemilik usaha tahu- tempe di Desa Singa Geweh Kecamatan Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur mengatakan, kenaikan harga bahan baku kedela jelas mempengaruhi usahanya namun tetap produksi.

"Harga bahan baku memang sudah naik, sehingga harga tahu dan tempe juga kami naikkan sedikit agar tidak merugi," kata Karimun, senin.

Ditemui ditempat usahanya di jalan Kampung Baru Singa Geweh, Karimun mengatakan, sebelum harga kedelai naik beberapa waktu lalu, harga tahu sebesar Rp1.500 per potong namun sekarang kami naikkan menjadi Rp2.000 per potong.

Kalau ukuran balok sebelumnya dijual Rp3.000 per potong balok dan sekarang naik menjadi Rp3.500 per potong balok. Sedangkan untuk tempe dijual seharga Rp2.000 per buah dari sebelumnya seharga Rp1.800 per buah.

Bahan baku kedelai, menurut Karimun 95 persen menggunakan dari impor yang dipasok dari Samarinda setiap dua minggu dengan harga saat ini sebesar Rp10.05 per kilogram, sebelumnya Rp8.200 per kilogram.

Sedangkan kedelai lokal hanya 0.5 persen dipasok petani langsung dari Kaliorang dan Sangkulirang dengan harga Rp8.000 per kilogram.

"Kalau stok habis kami membeli di eceran harganya Rp10.500 per kilogram. Tapi kalau harga dari Samarinda Rp8.200 per kilogram," katanya menambahkan.

Ditambahkan Karimun, kualitas kedelai lokal sebenarnya cukup bagus bahkan tidak kalah dengan impor, hanya saja skala kecil,sehingga tidak mencukupi kebutuhan produksi makanya kami tetap bergantung impor.

Ia juga mengakui pasokan kedelai impor cukup lancar sehingga produksi kami tetap lancar dan kebutuhan tahu dan tempe di daerah ini terjamin terpenuhi dan cukup. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013