Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eddy Junarsin menyarankan agar investasi PT Telkomsel di gabungan bisnis Gojek-Tokopedia atau GoTo tidak masuk ke ranah politis karena akan menghambat rencana investasi BUMN.
"Kalau politisi ikut masuk hingga ke level teknis, khawatirnya BUMN akan jadi stagnan dan tidak ada keinginan untuk berinvestasi. Ada kemungkinan perusahaan-perusahaan BUMN enggan berinvestasi. Jadi ada underinvestment namanya. Efeknya tentu nggak akan bagus," tutur Eddy Junarsin dalam siaran persnya diterima di Jakarta pada Sabtu (18/6).
Eddy menjelaskan, sebenarnya yang berhak untuk mempertanyakan investasi anak perusahaan BUMN seperti halnya Telkomsel di GoTo adalah pemilik saham mayoritas dan komisaris. Apalagi investasi ini merupakan bagian dari rencana pengembangan bisnis perusahaan.
“Kalau investasi yang tidak sesuai dengan core bisnisnya tapi ada manfaatnya, kan bisa minta penjelasan ke direksi. Kemudian kalau investasi ini dianggap tidak sesuai dengan prosedur atau investasi ini tidak sesuai dengan harapan, pemegang saham bisa mengganti Dirut melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)," jelasnya.
Lebih lanjut Eddy menambahkan, langkah Komisi VI DPR membentuk Panja bisa menghambat Dirut Telkom dan Telkomsel untuk melakukan modernisasi perusahaan, termasuk mengoptimalkan potensi pasar yang baru akibat tumbuhnya digitalisasi. Apalagi, jika mencermati investasi Telkomsel di GoTo, semuanya telah melalui prosedur yang berlaku.
Dalam investasi Telkomsel di GoTo, semua tata kelola perusahaan sudah terpenuhi. Bahkan juga mendapatkan restu dari Telkom dan Singtel sebagai pemilik 35 persen saham Telkomsel.
Panja Komisi VI DPR telah menggelar pertemuan tertutup dengan Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah dan Direktur Utama PT Telkomsel Hendri Mulyana Syam, Selasa (14/6).
Usai rapat, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa investasi Telkomsel di GoTo sudah sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Menurutnya, investasi itu telah melalui proses dan inisiasi yang dilakukan oleh tim. Meskipun inisiatif investasi dilakukan oleh Telkomsel, ide tersebut kemudian disetujui oleh Singtel.
“Investasi di telekomunikasi digital selaras dengan strategi penguatan tiga pilar yaitu konektivitas digital, platform dan layanan digital,” ujar Ririek.
Eddy Junarsin melihat prospek investasi Telkomsel di GoTo sangat bagus. Sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo dinilai memiliki peluang pertumbuhan bisnis yang sangat besar. Menurutnya, sinergi yang makin kuat dari tiga pilar GoTo yaitu on demand, e-commerce, dan fintech akan menjadikan ekosistem ini bisa tumbuh lebih cepat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi sarankan investasi Telkomsel di GoTo tidak dipolitisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Kalau politisi ikut masuk hingga ke level teknis, khawatirnya BUMN akan jadi stagnan dan tidak ada keinginan untuk berinvestasi. Ada kemungkinan perusahaan-perusahaan BUMN enggan berinvestasi. Jadi ada underinvestment namanya. Efeknya tentu nggak akan bagus," tutur Eddy Junarsin dalam siaran persnya diterima di Jakarta pada Sabtu (18/6).
Eddy menjelaskan, sebenarnya yang berhak untuk mempertanyakan investasi anak perusahaan BUMN seperti halnya Telkomsel di GoTo adalah pemilik saham mayoritas dan komisaris. Apalagi investasi ini merupakan bagian dari rencana pengembangan bisnis perusahaan.
“Kalau investasi yang tidak sesuai dengan core bisnisnya tapi ada manfaatnya, kan bisa minta penjelasan ke direksi. Kemudian kalau investasi ini dianggap tidak sesuai dengan prosedur atau investasi ini tidak sesuai dengan harapan, pemegang saham bisa mengganti Dirut melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB)," jelasnya.
Lebih lanjut Eddy menambahkan, langkah Komisi VI DPR membentuk Panja bisa menghambat Dirut Telkom dan Telkomsel untuk melakukan modernisasi perusahaan, termasuk mengoptimalkan potensi pasar yang baru akibat tumbuhnya digitalisasi. Apalagi, jika mencermati investasi Telkomsel di GoTo, semuanya telah melalui prosedur yang berlaku.
Dalam investasi Telkomsel di GoTo, semua tata kelola perusahaan sudah terpenuhi. Bahkan juga mendapatkan restu dari Telkom dan Singtel sebagai pemilik 35 persen saham Telkomsel.
Panja Komisi VI DPR telah menggelar pertemuan tertutup dengan Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah dan Direktur Utama PT Telkomsel Hendri Mulyana Syam, Selasa (14/6).
Usai rapat, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa investasi Telkomsel di GoTo sudah sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Menurutnya, investasi itu telah melalui proses dan inisiasi yang dilakukan oleh tim. Meskipun inisiatif investasi dilakukan oleh Telkomsel, ide tersebut kemudian disetujui oleh Singtel.
“Investasi di telekomunikasi digital selaras dengan strategi penguatan tiga pilar yaitu konektivitas digital, platform dan layanan digital,” ujar Ririek.
Eddy Junarsin melihat prospek investasi Telkomsel di GoTo sangat bagus. Sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia, GoTo dinilai memiliki peluang pertumbuhan bisnis yang sangat besar. Menurutnya, sinergi yang makin kuat dari tiga pilar GoTo yaitu on demand, e-commerce, dan fintech akan menjadikan ekosistem ini bisa tumbuh lebih cepat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi sarankan investasi Telkomsel di GoTo tidak dipolitisasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022