Samarinda  (ANTARA Kaltim) - Kalimantan Timur mendominasi atlet gulat untuk menghadapi SEA Games 2013 Myanmar, yakni dari 14 pegulat, tujuh di antaranya dari provinsi berpenduduk 3,2 juta jiwa itu.

"Benar, dari 14 atlet yang kita persiapkan, tujuh di antaranya dari Kaltim, tiga dari Kalsel, dan masing-masing satu pegulat dari Sumbar, Jabar, Sumut, dan Riau," kata Pelatih Nasional Gulat Sumarlani yang dihubungi dari Samarinda, Senin.

Data tersebut membuktikan bahwa wajar jika Kalimantan Timur disebut sebagai "gudang" pegulat andal.

Hal lain bisa terlihat dari rekor PON XVIII-2012 Riau, yakni para atlet Kaltim mampu mendominasi cabang olahraga ini karena merebut 14 medali emas dari 21 yang dipertandingkan.

Selain tujuh atlet asal Kaltim yang terjaring masuk Pelatnas, dua pelatih dari provinsi itu juga diputuskan menjadi pelatih nasional untuk SEA Games 2013, yakni Sumarlani dan Bunyamin.

Pegulat yang terjaring di Pelatnas memang sudah memenuhi semua nomor yang akan dipertandingkan pada SEA Games 2013, Myanmar, yakni sebanyak 14 atlet untuk mengikuti 14 kelas atau nomor tanding.

Masalahnya, kata dia, ada kemungkinan dari 14 atlet tersebut akan terdegradasi dua orang atlet karena pembatasan kuota atlet gulat di bawah naungan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang telah membatasi hanya 12 atlet, khususnya untuk cabang olahraga gulat.

"Akan tetapi, kami dari tim pelatih masih bersikeras agar 14 atlet tersebut tetap dikirim, dan sampai kini belum ada keputusan," imbuh dia.

Sumarlani optimistis 14 atlet tersebut berpotensi untuk meraih emas sehingga perlu keputusan sangat hati-hati untuk mengurangi kuota.

Ia mengatakan bahwa rencananya untuk merampingkan atlet menjadi 12 orang, bakal diseleksi empat orang pegulat di nomor yang berbeda, yakni Nani Mariani kelas 44 kg putri bakal diseleksi dengan Indrah kelas 48 kg putri, dan Fahriansyah kelas 74 kg bebas putra akan diseleksi dengan Khusnul Amri kelas 84 kg putra.

Padahal, di antara pegulat yang diseleksi tersebut, yakni Fahriansyah pernah menyumbangkan emas pada SEA Games 2007 dan perak pada SEA Games 2011.

Ia menilai seharusnya jika masalah dana yang jadi persoalan harus ada jalan keluarnya, yakni keterbatasan dana Satlak Prima bisa dikoordinasikan dengan PB Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). (*)

Pewarta: Datiz

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013