Samarinda (ANTARA Kaltim) – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Moeldoko memberikan pujian dan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Pemprov beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) atas keberhasilannya menjaga stabilitas politik dan keamanan di Kaltim.
Selain itu, menurut dia, stabilitas politik dan keamanan di Kaltim juga dapat terwujud atas dukungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim.
“Forum-forum inilah yang berperan penting. Untuk itu mari bersama-sama bekerja keras bersama pemerintah dan seluruhnya pemangku kepentingan, agar situasi dan kondisi Kaltim selalu dalam keadaan stabil.
Sehingga apa yang kita inginkan ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar dan bermartabat dapat terwujud, dan negara-negara lain menaruh rasa hormat kepada Indonesia,†ujar Moeldoko pada Jamuan Makan Malam dan Silaturahim bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) dengan FKPD, FKUB, FKDM, FPK dan FKPT, di Pendopo Lamin Etam, Sabtu (6/7) malam.
Moeldoko mengungkapkan kemajuan negara-negara Barat dilandasi oleh stabilitas politik dan keamanan melalui penerapan tujuh pilar kebijakan. Dimana masyarakatnya sekarang berada pada posisi zero prospect of war, memiliki peaceful yang sangat tinggi, berpegang teguh dalam penerapan law enforcement dan sangat konsen dengan dunia pendidikan sehingga kualitas sumber daya manusianya begitu tinggi.
“Jika kondisi itu diproyeksikan ke negeri kita, maka negeri ini akan semakin maju. Syukurlah di Kaltim bisa menciptakan situasi yang stabil. Dan jika ini bisa dikelola secara terus menerus maka Kaltim akan menjadi daerah yang maju,†ungkapnya.
Moeldoko menegaskan rasa kebangsaan harus dibulatkan, sehingga tidak ada lagi istilah minoritas dan mayoritas yang seolah-olah menggambarkan adanya semacam pengelompokkan dalam bangsa Indonesia.
“Kebangsaan kita sekarang harus sudah bulat. Saya sangat tidak setuju dengan istilah minoritas dan mayoritas. Untuk apa istilah itu terus kita kembangkan,†tegaskan.
Moeldoko menambahkan Kaltim dengan sumber daya alam (SDA) berlimpah harus dapat mengelolanya dengan baik, karena SDA tersebut lambat laun akan habis. Potensi batu bara dan perkebunan yang sangat luas harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya utuk kemakmuran rakyat.
“Negara yang tidak memiliki SDA sekalipun bisa melampaui kemajuan negara kaya SDA. Apalagi daerah yang memiliki SDA berlimpah seperti Kaltim, tinggal bagaimana kita mengelola SDA dengan baik dan mempersiapkan SDM berkualitas untuk menjawab tantangan masa depan di era globalisasi,†tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak sebelumnya mengungkapkan Kaltim dengan luas 1,5 kali pulau Jawa saat ini terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai daerah otonom baru yang telah diresmikan beberapa waktu lalu.
Kaltim dan Kaltara, lanjut dia, merupakan kompartemen strategis pertahanan keamanan Indonesia yang memiliki kawasan perbatasan darat sepanjang 1.038 kilometer. Kawasan perbatasan merupakan Pusat Kawasan Strategis Nasional (PKSN) yang menjadi program prioritas pembangunan baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten.
“Kita terus berusaha membangun kawasan perbatasan sehingga menjadi serambi depan yang kokoh dan kuat. Pembangunan dipusatkan di Sebatik dan Simanggaris. Selain itu juga dibangun dua pos perbatasan di Malinau (Long Midang dan Long Apung) dan Nunukan (Simanggaris). Kita juga membangun tiga bandara di perbatasan bekerjasama dengan TNI AD melalui program Operasi Bhakti Kartika Jaya,†jelasnya.
Selain itu, menurut Awang Faroek, Kaltim juga terus berupaya untuk mengembangkan keunggulan komparatif di sejumlah kabupaten/kota melalui pengelolaan potensi SDA secara tepat dan bijak. Hal itu tidak terlepas dari keinginan Kaltim untuk mengembangkan ekonomi unggulan berbasis SDA terbarukan (pertanian dalam arti luas dan pariwisata) guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di masa mendatang.
Turut hadir pada jamuan makan malam dan silaturahim Kasad diantaranya, Wagub Kaltim H Farid Wadjdy, mantan Gubernur Yurnalis Ngayoh, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, Danrem 091/ASN Brigjen TNI Gadang Pambudi, Kapolda Kaltim Brigjen Polisi Dicky D Atotoy serta jajaran Pemprov dan FKPD, FKUB, FKDM, FPK dan FKPT Kaltim. (Humas Prov Kaltim/Her)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Selain itu, menurut dia, stabilitas politik dan keamanan di Kaltim juga dapat terwujud atas dukungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim.
“Forum-forum inilah yang berperan penting. Untuk itu mari bersama-sama bekerja keras bersama pemerintah dan seluruhnya pemangku kepentingan, agar situasi dan kondisi Kaltim selalu dalam keadaan stabil.
Sehingga apa yang kita inginkan ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar dan bermartabat dapat terwujud, dan negara-negara lain menaruh rasa hormat kepada Indonesia,†ujar Moeldoko pada Jamuan Makan Malam dan Silaturahim bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) dengan FKPD, FKUB, FKDM, FPK dan FKPT, di Pendopo Lamin Etam, Sabtu (6/7) malam.
Moeldoko mengungkapkan kemajuan negara-negara Barat dilandasi oleh stabilitas politik dan keamanan melalui penerapan tujuh pilar kebijakan. Dimana masyarakatnya sekarang berada pada posisi zero prospect of war, memiliki peaceful yang sangat tinggi, berpegang teguh dalam penerapan law enforcement dan sangat konsen dengan dunia pendidikan sehingga kualitas sumber daya manusianya begitu tinggi.
“Jika kondisi itu diproyeksikan ke negeri kita, maka negeri ini akan semakin maju. Syukurlah di Kaltim bisa menciptakan situasi yang stabil. Dan jika ini bisa dikelola secara terus menerus maka Kaltim akan menjadi daerah yang maju,†ungkapnya.
Moeldoko menegaskan rasa kebangsaan harus dibulatkan, sehingga tidak ada lagi istilah minoritas dan mayoritas yang seolah-olah menggambarkan adanya semacam pengelompokkan dalam bangsa Indonesia.
“Kebangsaan kita sekarang harus sudah bulat. Saya sangat tidak setuju dengan istilah minoritas dan mayoritas. Untuk apa istilah itu terus kita kembangkan,†tegaskan.
Moeldoko menambahkan Kaltim dengan sumber daya alam (SDA) berlimpah harus dapat mengelolanya dengan baik, karena SDA tersebut lambat laun akan habis. Potensi batu bara dan perkebunan yang sangat luas harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya utuk kemakmuran rakyat.
“Negara yang tidak memiliki SDA sekalipun bisa melampaui kemajuan negara kaya SDA. Apalagi daerah yang memiliki SDA berlimpah seperti Kaltim, tinggal bagaimana kita mengelola SDA dengan baik dan mempersiapkan SDM berkualitas untuk menjawab tantangan masa depan di era globalisasi,†tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak sebelumnya mengungkapkan Kaltim dengan luas 1,5 kali pulau Jawa saat ini terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara) sebagai daerah otonom baru yang telah diresmikan beberapa waktu lalu.
Kaltim dan Kaltara, lanjut dia, merupakan kompartemen strategis pertahanan keamanan Indonesia yang memiliki kawasan perbatasan darat sepanjang 1.038 kilometer. Kawasan perbatasan merupakan Pusat Kawasan Strategis Nasional (PKSN) yang menjadi program prioritas pembangunan baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten.
“Kita terus berusaha membangun kawasan perbatasan sehingga menjadi serambi depan yang kokoh dan kuat. Pembangunan dipusatkan di Sebatik dan Simanggaris. Selain itu juga dibangun dua pos perbatasan di Malinau (Long Midang dan Long Apung) dan Nunukan (Simanggaris). Kita juga membangun tiga bandara di perbatasan bekerjasama dengan TNI AD melalui program Operasi Bhakti Kartika Jaya,†jelasnya.
Selain itu, menurut Awang Faroek, Kaltim juga terus berupaya untuk mengembangkan keunggulan komparatif di sejumlah kabupaten/kota melalui pengelolaan potensi SDA secara tepat dan bijak. Hal itu tidak terlepas dari keinginan Kaltim untuk mengembangkan ekonomi unggulan berbasis SDA terbarukan (pertanian dalam arti luas dan pariwisata) guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di masa mendatang.
Turut hadir pada jamuan makan malam dan silaturahim Kasad diantaranya, Wagub Kaltim H Farid Wadjdy, mantan Gubernur Yurnalis Ngayoh, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, Danrem 091/ASN Brigjen TNI Gadang Pambudi, Kapolda Kaltim Brigjen Polisi Dicky D Atotoy serta jajaran Pemprov dan FKPD, FKUB, FKDM, FPK dan FKPT Kaltim. (Humas Prov Kaltim/Her)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013