Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Kadisperindagkop) Provinsi Kaltim M Djaelani, menilai pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) atas kenaikan harga BBM mampu meningkatkan daya beli masyarakat kurang mampu.

"Kenapa pemberian BLSM oleh pemerintah ini sebagai langkah tepat? Karena bantuan ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat seiring harga kebutuhan pokok yang naik akibat harga BBM yang naik," ujar Djaelani di Samarinda, Jumat (5/7).

Menurutnya, di Amerika Serikat saja yang merupakan negara maju di dunia, masih memberikan tunjangan bagi masyarakat miskin, apalagi Indonesia yang masih merupakan negara berkembang, tentu butuh perlindungan dari pemerintah, terlebih mereka yang benar-benar perlu bantuan.

Terkait dengan harga pasar yang naik, dia melihat secara psikologis tidak terlalu berpengaruh. Sekalipun ada kenaikan harga pasar, tetapi tidak lebih dari 15 persen. Kenaikan yang ada hanya merangsang produsen dan pengecer.

Dikatakannya, besar kecilnya pengaruh kenaikan BBM terhadap harga pasar dan daya beli masyarakat di Kaltim masih perlu penelitian, tetapi hal yang jelas secara kasat mata adalah kondisinya tidak terlihat begitu berpengaruh.

Selama ini yang terjadi adalah kenaikan harga biasanya lebih dipengaruhi oleh besar kecilnya stok, sedangkan stok kebutuhan pokok hingga kini masih aman sehingga harga di pasar tidak mungkin melonjak seperti dulu akibat stok yang menipis.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial Kaltim H Bere Ali mengatakan jumlah warga miskin di provinsi itu menerima BLSM total senilai Rp88,6 miliar. Dana sebesar itu didistribusikan untuk 147.718 kepala keluarga yang berstatus sebagai rumah tangga miskin.

Pendistribusian melalui Kantor Pos di masing-masing dearah sudah dimulai sejak 25 Juni 2013, sedangkan bagi daerah pedalaman dan terpencil yang tidak memiliki Kantor Pos terdekat, maka pembagian BLSM dilakukan melalui Kantor Camat setempat.

Pemberian BLSM ini dilakukan mulai Juli hingga Desember yang didistribusikan dua tahap. Tahap pertama dan tahap kedua nilainya sama, yakni masing-masing total Rp44.315.400.000, sehingga setiap kepala keluarga (KK) akan menerima Rp300.000.

Daerah yang paling banyak menerima BLSM adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni total sebesar Rp16,353 miliar untuk 27.256 KK atau RTM.

Terbanyak kedua yang menerima BLSM adalah warga miskin yang berada di Kota Balikpapan, yakni terdata sebanyak 16.276 RTM dengan total dana yang akan disalurkan mencapai Rp9,765 miliar.

Terbanyak ketiga ditempati oleh warga di Samarinda yang terdapat 15.976 RTM. Mereka akan mendapat BLSM total senilai Rp9,385 miliar.     (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013