Tanjung Selor (ANTARA Kaltim) - Panen  padi kembali dilakukan di kawasaan Delta Kayan Food Estate, Kabupaten Bulungan, yang merupakan bagian dari  program nasional pengembangan kawasan food and rice estate di Kalimantan Timur (sekarang Bulungan masuk Provinsi Kalimantan Utara/Kaltara.red).

"Panen ini sekaligus membuktikan bahwa  perlahan namun pasti, program pengembangan kawasan food and rice estate  telah berjalan dengan baik. Hari ini saya ingin mengatakan kepada semua pihak yang masih meragukan kerja besar ini. Bahwa program food estate di Kaltim, khususnya di Kabupaten Bulungan  tidak jalan di tempat atau mandeg. Kita semua sudah menyaksikan, bagaimana dari waktu ke waktu, peningkatan hasil panen bisa diwujudkan, dengan waktu yang lebih efisien dan terukur,” kata Bupati Bulungan Budiman Arifin, usai panen padi di kawasan pengembangan rice estate  PT Nusa Agro Mandiri (NAM) di Desa Salim Batu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Sabtu (15/6).

Setahun yang lalu di kawasan yang sama, Gubernur Awang Faroek Ishak bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) melakukan panen serupa. Ketika itu, hasil panen padi dengan berbagai varietas yang dicoba, memang belum maksimal. Hasil panen per hektare saat itu masih sekitar 1,5 ton.

Setelah dilakukan berbagai pembenahan mulai dari pembibitan hingga proses pengeringan hasil panen, maka panen padi 2013 meningkat drastis menjadi 5 ton per hektare.

Budiman Arifin mengatakan, momentum dan semangat besar yang ditunjukkan oleh seluruh pemangku kebijakan, mulai dari Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, Kepala Dinas Pertanian Kaltim H Ibrahim, dirinya selaku Bupati Bulungan dan seluruh jajaran terkait, serta motivasi besar Direktur PT NAM, Aliuyanto untuk pengembangan ini harus direspons dan diapresiasi dengan baik.

Pasalnya, kerja mulia ini pada akhirnya akan sangat berkaitan erat  dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyaarakat dan petani, serta  memenuhi kebutuhan pangan menuju kemandirian pangan di daerah dan nasional pada umumnya.

"Sinergi semacam ini menurut saya, perlu terus kita lakukan. Di sini semua ketemu. Semangatnya sama, membangun pertanian. Mulai dari Pak Gubernur, Kepala Dinas Pertannian Kaltim, Bupati Bulungan dan Kepala Dinas Pertanian Bulungan, semua bertemu dalam semangat yang sama. Kalau tidak sekompak ini, semua pengusaha pasti lari,"  imbuh Budiman.

Lebih kritis, Budiman memberi masukan dan saran agar segera dilakukan rapat  di internal pemerintah daerah.  Hal-hal yang perlu dibicarakan dan diperjuangkan adalah perlakuan (kebijakan) khusus bagi para investor pangan. Apalagi, program ini juga masuk dalam Masterplant Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Koridor Kalimantan.

"Lebih baik di internal pemerintah kita berkelahi dan selanjutnya bersepakat membantu para petani dan pengusaha pangan untuk menyiapkan berbagai dukungan demi sukses usaha pertanian ini. Alat berat di sini tidak jalan dengan air asin, tapi dengan solar non subsidi. Mereka perlu pupuk dan infrastruktur yang memadai. Mereka pantas mendapat perlakuan khusus," tegasnya.

Bahkan Budiman menyarankan agar PT NAM dan direkturnya, Aliuyanto diberikan  penghargaan pemerintah karena semangat besarnya membangun pertanian di Indonesia.

Kepala Dinas Pertanian Kaltim, H Ibrahim pada kesempatan yang sama menguraikan, bahwa pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat tinggi. Kemudian jumlah migrasi penduduk ke Kaltim juga semakin sulit dibendung. Di sisi lain, lahan pertanian makin menyempit akibat aktifitas ekonomi lainnya, semisal pertambangan dan perkebunan.    

"Pengusaha umumnya meminta puluhan ribu hektar. Pak Aliu, cukup 3.000an hektar saja, tapi hasilnya jelas untuk mendukung sukses pembangunan food and rice estate di daerah ini. Semangat PT NAM ini harus menjadi motivasi petani dan para pengusaha lainya, bahwa kita harus optimis membangun pertanian kita,"  seru Ibrahim di depan ratusan petani Bulungan.

Ibrahim juga berharap agar antara perusahaan dan petani terjadi sinergi yang baik dalam usaha pertanian ini. Mereka bisa saling mendukung dan saling mengisi satu dan lainnya.

"Swasta harus mau berbaur dengan petani dan petani juga mau bergabung dengan swasta. Intinya, petani jangan hanya jadi penonton. Petani harus lebih sejahtera dengan mengolah dan memanfaatkan potensi yang masih sangat terbuka," katanya.  

Sementara Direktur PT NAM, Aliuyanto mengaku sangat gembira karena hasil panen  padi di lahan yang digarapnya terus mengalami peningkatan. Jika tahun lalu masih menghasilkan 1,5 ton per hektare, maka  tahun ini panen yang dihasilkan telah mencapai 5 ton perhektar dengan varietas IR 64. Luas lahan yang dikelola saat ini baru sekitar 150 hektare dan segera dilanjutkan untuk pembukaan lahan 300 hektare lagi.

"Motivasi saya adalah membantu pemerintah mewujudkan swasembada beras di Indonesia, dan Kaltim khususnya. Kalau tidak kita mulai sekarang, lalu kapan lagi? Soal prospek, saya sangat yakin," tegas Aliu.

Aliu menjelaskan untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan ini, pihaknya menargetkan semua proses pertanian di sini dilakukan dengan penerapan mekamisasi (menggunakan mesin dan tehnologi). Diantara kelebihan dari konsep pertanian industri ini adalah  efisiensi waktu tanam.  

Cara konvensional, untuk pembibitan yang dilakukan di lahan persawahan, pengolahan lahan hingga bibit siap tanam memerlukan waktu 30 - 40 hari.  Tetapi dengan pola mekanisasi, cukup dilakukan  dalam waktu 12 hari.

"Kami mengacu pada konsep pertanian industri. Bukan sistem musiman. Memanfaatkan tenaga yang ada, semua aspek ada, tapi teknologinya sudah kita antisipasi semua. Mudahan ke depan lebih baik. Satu hal yang perlu dicatat, kami hadir untuk membantu petani dan bukan  musuh petani," ujar Aliuyanto.

Acara panen padi tersebut juga dihadiri Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Ir Sarsito Wahono Gaib Subroto. (Humas Pemprov Kaltim/sul/adv)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013