Penajam (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 178 tenaga medis dan non medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur mendapatkan tunjangan risiko terpapar.
Dirut RSUD Kabupaten PPU Novi Hariyanto, Kamis (18/4), mengatakan, tunjangan yang diberikan sebesar Rp3 juta per bulan untuk tenaga medis Rp2 juta per bulan untuk tenaga non medis.
Sementara untuk tenaga dokter spesialis, katanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU juga memberikan tunjangan keahlian khusus Rp10 juta per bulan.
Tunjangan risiko terpapar tersebut, katanya, diberikan kepada tenaga medis dan non medis sebagai bentuk perhatian Bupati Kabupaten PPU.
"Tunjangan risiko ini diberikan karena mereka langsung berhadapan dengan pasien," ucapnya.
Selain memperhatikan para tenaga medis dan non medis lanjut Novi, pelayanan maksimal juga diberikan kepada masyarakat yang datang berobat di RSUD.
Selama tahun 2012 lalu jumlah warga yang rawat jalan mencapai 21.749 orang.
"Ada 221 orang rawat inap dan 319 pasien dirujuk ke RS Balikpapan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif," katanya.
Menurut Novi, anggaran yang diberikan kepada RSUD juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk 2012, anggaran yang diberikan mencapai Rp27,7 miliar, yang berasal dari APBN Rp10 miliar dan sisanya Rp26,7 miliar dari APBD Kabupaten PPU.
Novi memaparkan, kondisi RSUD saat ini yang mengalami kemajuan adalah fasilitas, termasuk untuk rawat inap anak.
"Sekarang fasilitas yang kami miliki sudah jauh meningkat sejak berdirinya RSUD ini tahun 2005 lalu," ungkapnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Bupati Kabupaten PPU Andi Harahap mengharapkan, seluruh tenaga medis dan non medis yang bertugas di RSUD untuk sungguh-sungguh memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena program kesehatan gratis yang dilaksanakan saat ini, harus bener-benar dirasakan masyarakat.
"Sekarang saatnya kita harus bekerja untuk rakyat. Banyak bekerja dan sedikit bicara," tegasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Dirut RSUD Kabupaten PPU Novi Hariyanto, Kamis (18/4), mengatakan, tunjangan yang diberikan sebesar Rp3 juta per bulan untuk tenaga medis Rp2 juta per bulan untuk tenaga non medis.
Sementara untuk tenaga dokter spesialis, katanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU juga memberikan tunjangan keahlian khusus Rp10 juta per bulan.
Tunjangan risiko terpapar tersebut, katanya, diberikan kepada tenaga medis dan non medis sebagai bentuk perhatian Bupati Kabupaten PPU.
"Tunjangan risiko ini diberikan karena mereka langsung berhadapan dengan pasien," ucapnya.
Selain memperhatikan para tenaga medis dan non medis lanjut Novi, pelayanan maksimal juga diberikan kepada masyarakat yang datang berobat di RSUD.
Selama tahun 2012 lalu jumlah warga yang rawat jalan mencapai 21.749 orang.
"Ada 221 orang rawat inap dan 319 pasien dirujuk ke RS Balikpapan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif," katanya.
Menurut Novi, anggaran yang diberikan kepada RSUD juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk 2012, anggaran yang diberikan mencapai Rp27,7 miliar, yang berasal dari APBN Rp10 miliar dan sisanya Rp26,7 miliar dari APBD Kabupaten PPU.
Novi memaparkan, kondisi RSUD saat ini yang mengalami kemajuan adalah fasilitas, termasuk untuk rawat inap anak.
"Sekarang fasilitas yang kami miliki sudah jauh meningkat sejak berdirinya RSUD ini tahun 2005 lalu," ungkapnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Bupati Kabupaten PPU Andi Harahap mengharapkan, seluruh tenaga medis dan non medis yang bertugas di RSUD untuk sungguh-sungguh memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena program kesehatan gratis yang dilaksanakan saat ini, harus bener-benar dirasakan masyarakat.
"Sekarang saatnya kita harus bekerja untuk rakyat. Banyak bekerja dan sedikit bicara," tegasnya. (*)
Editor : Arief Mujayatno
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013