Bontang (ANTARA Kaltim) - Kawal Borneo Communty Foundation (KBCF) Regional Kalimantan, yang berkedudukan di Kalimanatan Timur, menggandeng Yayasan Bina Kelola Lingkungan (Bikal) melakukan pemberdayaan masyarakat marginal pinggiran pesisir di Kota Bontang.

"Keberhasilan dalam pemberdayaan ini tercermin dari hasil penilaian dan pemantauan kemiskinan partisipatif (Partisipatory  Poverty Assessment and Monitoring/PPAM) atas tiga lokasi binaan di Bontang yakni Teluk Kadere, Salantuko, Lok Tunggul (Tekasalo) yang menunjukkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat di lokasi," kata Manajer Program KBCF Regional Kalimantan, Saparuddin, di Bontang, Kamis.

KBCF sendiri dalam kegiatan lapangan di lokasi binaan khususnya masyarakat marginal di Bontang mengandeng Bikal sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan mendapat dukungan Kemitraan Jakarta.

Kemitraan Jakarta sendiri merupakan mitra Kementerian Koordinator Kesejahteraan Sosial didalam program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Peduli yang memiliki sumber pendanaan dari luar negeri.

Saparuddin lebih lanjut menjelaskan bahwa PPAM sendiri merupakan alat yang dikembangkan beberapa mitra KBCF di Indonesia termasuk Bikal untuk menilai sejauh mana dampak program terhadap penerima manfaat.

Kendati demikian, dalam penilaian ini juga diperoleh penilaian masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan.

"PPAM adalah tools yang melihat kemiskinan sebagai sesuatu yang multidimensi yang  mengukur kesejahteraan dengan melihat sembilan dimensi yakni materi, kesehatan, pengetahuan, sosial, alam, ekonomi, politik, sarana, pelayanan," mantan Direktur Bikal ini.

Data lapangan ditemukan di Teluk Kadere saat diukur mengalami indikator kemiskinan terparah pada materi dan ekonomi, Salantuko indikator kemiskina terparah pada materi dan Loktunggul di indikator pelayanan dengan simbol semuanya warna merah.

Dan saat diukur sekarang maka terjadi keadaan lebih baik (well being) dari kondisi semula meningkat menengah atau simbol warna kuning.

PPAM sendiri selain dilakukan di Tekasalo Bontang Kaltim juga di Desa Tambak Bajai Kalimantan Tengah.
Kegiatan PPAM seperti diakui Saparuddin telah berlangsung sejak Oktober 2011 dengan tahapan mulai workshop penyusunan indikator, analisis dan penyajian data.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh tiga penyebab kemiskinan di Tekasalo yaitu keterisolasian, ketidakberdayaan dan kerentanan.  

"Di Tekasalo saat ini telah disusun rencana aksi 2012-2016 dan alhasil dari hasil pengukuran PPAM atas implementasi rencana aksi yang didukung PT Badak, Dissosnaker, PT Indominco dilokasi dampingan telah terjadi perubahan signifikan pada tingkat sejahtera yang lebih baik atau well being," ujar Seni. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013