Pegulat Muhammad Aliansyah menambah perolehan medali emas bagi tim gulat Provinsi Kalimantan Timur pada ajang PON XX Papua, sekaligus menjadi medali emas untuk keempat kalinya di event olahraga nasional empat tahunan tersebut.
Muhammad Aliansyah berhasil mengalahkan Peri Budiawan dari Jawa Barat pada laga final kelas 67kg putra gaya grego roman di Hed Sai Merauke, Rabu.
Medali perunggu atau juara ketiga pada kelas ini diraih oleh pegulat Arif Suro Dinoyo dari Jawa Timur.
Muhammad Aliansyah mengaku bersyukur dirinya masih bisa mewujudkan target medali emas, setelah beberapa rekannnya dalam tim gagal mencapainya.
"Ini merupakan emas ke- empat saya di PON, pertama kali saya meraih emas pada PON 2008 di Kaltim, kemudian 2012 di Riau, 2016 di Jawa Barat dan tahun ini di Papua," kata Aliansyah dihubungi dari Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan sangat termotivasi untuk meraih emas, karena Istrinya Yulia Sari sudah lebih dulu meraih emas di cabang olahraga Kempo.
"Alhamdulilah saya berdua bisa menyumbangkan medali emas untuk tim Kaltim," kata Aliansyah.
Menurut Aliansyah pencapaian gelar juara pada PON tahun ini dirasakannya sangat berat, mengingat persaingan disetiap kelas semakin kompetitif, sehingga sejumlah rekannya yang juga menjadi andalan tin Kaltim meraih emas gagal ditengah jalan.
"Kami bersyukur Aliansyah bisa meraih gelar juara, setelah beberapa pertandingan kita hanya meraih perak dan perunggu, untuk sementara tim Kaltim baru mengoleksi dua medali emas," kata pelatih Gulat Kaltim Badriansyah dihubungi dari Jayapura, Rabu.
Badri tidak memungkiri bahwa tim gulat Kaltim gagal mewujudkan target emas pada PON tahun ini, karena hingga sehari pertandingan gulat yang menyisakan pertandingan di tiga kelas tim Kaltim baru meraih dua medali emas oleh Zainal Abidin di kelas 57kg gaya bebas putra dan tambahan satu medali oleh M Aliansyah kelas 67kg gaya grego roman putra.
"Hari ini (Rabu- red) kami menurunkan tiga pegulat, dan hanya satu yang berbuah medali emas," kata Badri.
Sedangkan di dua kelas lainnya yakni Suparmanto di kelas 60kg grego roman putra meraih medali perak, setelah kalah di laga final melawan Hasan Sidik dari Jawa Timur, medali perak kelas ini diraih oleh Hamdani Rahmad Mubarok dari Jawa Barat.
Dia menambahkan Kusno Hadi Saputro yang diturunkan dikelas 77 kg gaya grego roman hanya finish di urutan ketiga dengan medali perunggu.
Medali emas kelas tersebut diraih oleh Andika Sulaiman ( DKI ) dan perak oleh Supriono ( Jatim).
Pertandingan gulat PON XX Papua telah menyelesaikan 15 kelas dari total 18 yang dipertandingkan, Tiga kelas yang tersisa yakni 87kg, 97kg dan 130kg gaya grego Roman.
Peringkat klasemen perolehan medali cabang olahraga masih dipimpin Jawa Timur dengan 6 emas, 5 perak dan 2 perunggu, disusul Kaltim dengan 2 emas, 2 perak dan 5 perunggu, dan tempat ketiga oleh Jawa Barat 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Muhammad Aliansyah berhasil mengalahkan Peri Budiawan dari Jawa Barat pada laga final kelas 67kg putra gaya grego roman di Hed Sai Merauke, Rabu.
Medali perunggu atau juara ketiga pada kelas ini diraih oleh pegulat Arif Suro Dinoyo dari Jawa Timur.
Muhammad Aliansyah mengaku bersyukur dirinya masih bisa mewujudkan target medali emas, setelah beberapa rekannnya dalam tim gagal mencapainya.
"Ini merupakan emas ke- empat saya di PON, pertama kali saya meraih emas pada PON 2008 di Kaltim, kemudian 2012 di Riau, 2016 di Jawa Barat dan tahun ini di Papua," kata Aliansyah dihubungi dari Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan sangat termotivasi untuk meraih emas, karena Istrinya Yulia Sari sudah lebih dulu meraih emas di cabang olahraga Kempo.
"Alhamdulilah saya berdua bisa menyumbangkan medali emas untuk tim Kaltim," kata Aliansyah.
Menurut Aliansyah pencapaian gelar juara pada PON tahun ini dirasakannya sangat berat, mengingat persaingan disetiap kelas semakin kompetitif, sehingga sejumlah rekannya yang juga menjadi andalan tin Kaltim meraih emas gagal ditengah jalan.
"Kami bersyukur Aliansyah bisa meraih gelar juara, setelah beberapa pertandingan kita hanya meraih perak dan perunggu, untuk sementara tim Kaltim baru mengoleksi dua medali emas," kata pelatih Gulat Kaltim Badriansyah dihubungi dari Jayapura, Rabu.
Badri tidak memungkiri bahwa tim gulat Kaltim gagal mewujudkan target emas pada PON tahun ini, karena hingga sehari pertandingan gulat yang menyisakan pertandingan di tiga kelas tim Kaltim baru meraih dua medali emas oleh Zainal Abidin di kelas 57kg gaya bebas putra dan tambahan satu medali oleh M Aliansyah kelas 67kg gaya grego roman putra.
"Hari ini (Rabu- red) kami menurunkan tiga pegulat, dan hanya satu yang berbuah medali emas," kata Badri.
Sedangkan di dua kelas lainnya yakni Suparmanto di kelas 60kg grego roman putra meraih medali perak, setelah kalah di laga final melawan Hasan Sidik dari Jawa Timur, medali perak kelas ini diraih oleh Hamdani Rahmad Mubarok dari Jawa Barat.
Dia menambahkan Kusno Hadi Saputro yang diturunkan dikelas 77 kg gaya grego roman hanya finish di urutan ketiga dengan medali perunggu.
Medali emas kelas tersebut diraih oleh Andika Sulaiman ( DKI ) dan perak oleh Supriono ( Jatim).
Pertandingan gulat PON XX Papua telah menyelesaikan 15 kelas dari total 18 yang dipertandingkan, Tiga kelas yang tersisa yakni 87kg, 97kg dan 130kg gaya grego Roman.
Peringkat klasemen perolehan medali cabang olahraga masih dipimpin Jawa Timur dengan 6 emas, 5 perak dan 2 perunggu, disusul Kaltim dengan 2 emas, 2 perak dan 5 perunggu, dan tempat ketiga oleh Jawa Barat 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021