Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengajak warga Samarinda dan Kaltim, bersyukur karena pembangunan Jembatan Kembar Samarinda (Mahakam IV) benar-benar bisa dilakukan. Kehadiran jembatan baru yang berjarak 50 meter dari sisi Jembatan Mahakam yang ada sekarang, diharapkan membantu mengatasi persoalan kemacetan yang kerap terjadi di kawasan itu.
"Saya dan kita semua patut bersyukur karena pembangunan Jembatan Kembar Samarinda ini benar-benar bisa kita wujudkan. Saya harap bisa selesai tepat waktu agar kemacetan lalu lintas Samarinda, terutama di sekitar Jembatan Mahakam ini bisa segera teratasi," kata Gubernur Awang Faroek saat melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan tersebut, Selasa (19/2).
Jembatan bertipe pelengkung rangka baja itu akan dibangun 400 meter dengan bentang utama 220 meter dan dua bentang lainnya masing-masing 90 meter. Jembatan ini dibangun menggunakan dana APBD Kaltim 2012-2013 dengan waktu pelaksanaan 418 hari (Nopember 2012 – Desember 2013). Nilai kontrak pembangunan jembatan kembar ini Rp171,6 miliar.
Sebagai ibukota provinsi, Gubernur Awang Faroek menegaskan, Samarinda layak mendapat perhatian besar, termasuk dukungan Pemprov Kaltim untuk membangun Jembatan Kembar Samarinda, membangun jalan akses ke Terminal Peti Kemas Palaran, membangun auto ring road dan berbagai proyek pembangunan infrastruktur lainnya di Samarinda.
"Saya akan bantu Samarinda. Kalau seratus persen itu kurang, saya akan bantu habis-habisan. Membangun jembatan kembar dan mempercantik Tepian Mahakam agar lebih menarik dengan Sungai Mahakamnya. Tepian Mahakam dan Jembatan Kembar Samarinda, bukan hanya akan mengurai kemacetan, tapi juga akan menjadi icon baru pariwisata Samarinda," yakin Awang.
Gubernur Awang Faroek sudah memulainya. Upaya mempercantik Tepian Mahakam sudah dilakukan dari pelabuhan lama sampai Jembatan Mahakam. Mimpi gubernur, Tepian Mahakam benar-benar bisa menyerupai kota-kota penting di luar negeri yang mampu memanfaatkan potensi keindahan sungainya menjadi kota-kota wisata modern.
Pembangunan jembatan kembar itu lanjut Awang, bukan sekadar untuk mengatasi kemacetan, tetapi juga dimaksudkan untuk memperlancar konektifitas antardaerah. Apalagi secara ekonomi, Samarinda terus tumbuh dan berkembang.
Konektifitas tersebut sekaligus akan mendukung kelancaran program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kaltim, di mana Samarinda menjadi ibukota provinsi.
Dia meyakinkan, kemajuan ekonomi suatu daerah hanya akan terjadi jika tersedia infrastruktur yang baik. Pembangunan Jembatan Kembar Samarinda ini menjadi bagian penting dari rencana besar membangun kemajuan ekonomi kota Samarinda.
"Cina tidak akan maju kalau mereka tidak membangun jalan tol, pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Korea pun begitu. Masa depan generasi mendatang dan anak cucu kita harus kita siapkan sejak sekarang. Karena itu, kita harus membuat perencanaan jangka panjang untuk itu," tegas Awang.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim HM Taufik Fauzi menjelaskan proyek pembangunan jembatan kembar yang dikerjakan PT PP-Perdana/KSO tersebut ditargetkan rampung Desember tahun ini. Sedangkan untuk pengerjaan jalan pendekat menuju jembatan kembar dari sisi Samarinda dan Samarinda Seberang akan diusulkan melalui anggaran terpisah, pada tahun berikutnya.
"Tahun ini kita fokus untuk pembangunan jembatan, sedangkan untuk jalan pendekat kita akan usulkan melalui anggaran terpisah," ujar Taufik.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Samarinda, Siswadi memberikan apresiasi tinggi atas komitmen kuat Gubernur Awang Faroek dan Pemprov Kaltim untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Samarinda, termasuk persoalan kemacetan.
"Saya pikir ini adalah bentuk nyata, bagaimana Gubernur dan Pemprov Kaltim mau menyerap aspirasi masyarakat Samarinda. Kami berterima kasih dan mudah-mudahan kehadiran jembatan ini nantinya benar-benar dapat membantu menyelesaikan permasalahan macet di Jembatan Mahakam," ujarnya.
Kepada Pemkot Samarinda, Siswadi menyarankan agar membuka peluang investasi bagi masyarakat untuk menyediakan jasa penyeberangan kendaraan roda dua menggunakan kapal feri.
Hal ini penting dilakukan agar masyarakat memiliki lebih banyak alternatif untuk menyeberang. Dengan demikian, kemacetan di Jembatan Mahakam dipastikan akan bisa dihindari.
Hadir dalam acara tersebut Wagub Farid Wadjdy, Sekprov Irianto Lambrie, para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dan para pimpinan instansi vertikal.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Awang Faroek juga meresmikan pemberian nama dua jalan baru di Samarinda, yakni Jalan APT Pranoto (menghubungkan Jalan Cipto Mangun Kusumo dan Jalan Harun Nafsi) dan Jalan Moeis Hasan (menghubungkan Jembatan Mahulu dan Jalan HM Rifadin). Kedua tokoh tersebut adalah mantan Gubernur Kaltim, di awal pembentukan pemerintahan provinsi di Kaltim.
Jalan APT Pranoto dikerjakan melalui dana APBD Kaltim 2011 dan 2012 dengan total anggaran Rp25,3 miliar. Panjang jalan 1,825 km dengan lebar 2x9 m dan lebar median 3 m. Sedangkan Jalan Moeis Hasan dibangun melalui sumber dana APBD Kaltim 2012 sepanjang dengan panjang 2,385 km. (Humas Pemprov Kaltim/sul/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Saya dan kita semua patut bersyukur karena pembangunan Jembatan Kembar Samarinda ini benar-benar bisa kita wujudkan. Saya harap bisa selesai tepat waktu agar kemacetan lalu lintas Samarinda, terutama di sekitar Jembatan Mahakam ini bisa segera teratasi," kata Gubernur Awang Faroek saat melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan tersebut, Selasa (19/2).
Jembatan bertipe pelengkung rangka baja itu akan dibangun 400 meter dengan bentang utama 220 meter dan dua bentang lainnya masing-masing 90 meter. Jembatan ini dibangun menggunakan dana APBD Kaltim 2012-2013 dengan waktu pelaksanaan 418 hari (Nopember 2012 – Desember 2013). Nilai kontrak pembangunan jembatan kembar ini Rp171,6 miliar.
Sebagai ibukota provinsi, Gubernur Awang Faroek menegaskan, Samarinda layak mendapat perhatian besar, termasuk dukungan Pemprov Kaltim untuk membangun Jembatan Kembar Samarinda, membangun jalan akses ke Terminal Peti Kemas Palaran, membangun auto ring road dan berbagai proyek pembangunan infrastruktur lainnya di Samarinda.
"Saya akan bantu Samarinda. Kalau seratus persen itu kurang, saya akan bantu habis-habisan. Membangun jembatan kembar dan mempercantik Tepian Mahakam agar lebih menarik dengan Sungai Mahakamnya. Tepian Mahakam dan Jembatan Kembar Samarinda, bukan hanya akan mengurai kemacetan, tapi juga akan menjadi icon baru pariwisata Samarinda," yakin Awang.
Gubernur Awang Faroek sudah memulainya. Upaya mempercantik Tepian Mahakam sudah dilakukan dari pelabuhan lama sampai Jembatan Mahakam. Mimpi gubernur, Tepian Mahakam benar-benar bisa menyerupai kota-kota penting di luar negeri yang mampu memanfaatkan potensi keindahan sungainya menjadi kota-kota wisata modern.
Pembangunan jembatan kembar itu lanjut Awang, bukan sekadar untuk mengatasi kemacetan, tetapi juga dimaksudkan untuk memperlancar konektifitas antardaerah. Apalagi secara ekonomi, Samarinda terus tumbuh dan berkembang.
Konektifitas tersebut sekaligus akan mendukung kelancaran program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kaltim, di mana Samarinda menjadi ibukota provinsi.
Dia meyakinkan, kemajuan ekonomi suatu daerah hanya akan terjadi jika tersedia infrastruktur yang baik. Pembangunan Jembatan Kembar Samarinda ini menjadi bagian penting dari rencana besar membangun kemajuan ekonomi kota Samarinda.
"Cina tidak akan maju kalau mereka tidak membangun jalan tol, pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Korea pun begitu. Masa depan generasi mendatang dan anak cucu kita harus kita siapkan sejak sekarang. Karena itu, kita harus membuat perencanaan jangka panjang untuk itu," tegas Awang.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim HM Taufik Fauzi menjelaskan proyek pembangunan jembatan kembar yang dikerjakan PT PP-Perdana/KSO tersebut ditargetkan rampung Desember tahun ini. Sedangkan untuk pengerjaan jalan pendekat menuju jembatan kembar dari sisi Samarinda dan Samarinda Seberang akan diusulkan melalui anggaran terpisah, pada tahun berikutnya.
"Tahun ini kita fokus untuk pembangunan jembatan, sedangkan untuk jalan pendekat kita akan usulkan melalui anggaran terpisah," ujar Taufik.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Samarinda, Siswadi memberikan apresiasi tinggi atas komitmen kuat Gubernur Awang Faroek dan Pemprov Kaltim untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Samarinda, termasuk persoalan kemacetan.
"Saya pikir ini adalah bentuk nyata, bagaimana Gubernur dan Pemprov Kaltim mau menyerap aspirasi masyarakat Samarinda. Kami berterima kasih dan mudah-mudahan kehadiran jembatan ini nantinya benar-benar dapat membantu menyelesaikan permasalahan macet di Jembatan Mahakam," ujarnya.
Kepada Pemkot Samarinda, Siswadi menyarankan agar membuka peluang investasi bagi masyarakat untuk menyediakan jasa penyeberangan kendaraan roda dua menggunakan kapal feri.
Hal ini penting dilakukan agar masyarakat memiliki lebih banyak alternatif untuk menyeberang. Dengan demikian, kemacetan di Jembatan Mahakam dipastikan akan bisa dihindari.
Hadir dalam acara tersebut Wagub Farid Wadjdy, Sekprov Irianto Lambrie, para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dan para pimpinan instansi vertikal.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Awang Faroek juga meresmikan pemberian nama dua jalan baru di Samarinda, yakni Jalan APT Pranoto (menghubungkan Jalan Cipto Mangun Kusumo dan Jalan Harun Nafsi) dan Jalan Moeis Hasan (menghubungkan Jembatan Mahulu dan Jalan HM Rifadin). Kedua tokoh tersebut adalah mantan Gubernur Kaltim, di awal pembentukan pemerintahan provinsi di Kaltim.
Jalan APT Pranoto dikerjakan melalui dana APBD Kaltim 2011 dan 2012 dengan total anggaran Rp25,3 miliar. Panjang jalan 1,825 km dengan lebar 2x9 m dan lebar median 3 m. Sedangkan Jalan Moeis Hasan dibangun melalui sumber dana APBD Kaltim 2012 sepanjang dengan panjang 2,385 km. (Humas Pemprov Kaltim/sul/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013