Wali Kota Samarinda, Andi Harun meminta kepada panitia pelaksana vaksinasi massal COVID-19 untuk bisa melakukan upaya jemput bola, terutama terhadap kelompok masyarakat prioritas, seperti warga berkebutuhan khusus.


Andi Harun menjelaskan upaya jemput bola dilakukan dengan cara mendatangi rumah masyarakat berkebutuhan khusus tersebut, jika mereka berhalangan datang langsung ke lokasi vaksinasi massal.

“Silakan saja untuk dikoordinasikan ke camat dan lurah setempat agar semua masyarakat bisa terlayani dengan baik,” katanya di Samarinda, Selasa.

Ia juga memberikan apresiasi kepada para pemuka agama yang telah melaksanakan vaksinasi massal, sehingga bisa membantu meringankan beban warga dan pemerintah, terutama dalam upaya bersama mewujudkan kekebalan komunal dan menurunkan risiko kematian akibat terpapar COVID-19.

“Sebelumnya kita sudah laksanakan vaksinasi massal di beberapa tempat mulai dari nakes (tenaga kesehatan), lansia (lanjut usia), pelayan publik, anak sekolah, serta masyarakat umum,” ungkapnya.

Ia juga meminta panitia pelaksana bisa mendata secara detail warga yang telah divaksin, selanjutnya dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan untuk jadwal vaksinasi massal dosis kedua.

Ia menjelaskan pentingnya pendataan untuk mengetahui sudah berapa persen warga yang sudah divaksin.

Andi Harun mengakui situasi pandemi di Samarinda saat ini sudah membaik dengan turun dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 ke PPKM Level 3.

Menurut dia, keberhasilan ini merupakan buah dari kerja sama yang baik dari semua elemen masyarakat, terutama dalam mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

“Pesan saya, kita kedepankan protokol kesehatan. Kalaupun berat dengan 3M, minimal kita biasakan dulu dengan 1M yaitu selalu pakai masker kapan di mana saja. Kalau kesadaran masyarakat sudah bagus, maka saya yakin kita sudah siap untuk bersama hadapi COVID-19," katanya.

Ia juga menuturkan, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke Samarinda beberapa pekan lalu, ia sempat melaporkan dan meminta izin agar secara perlahan melakukan relaksasi secara bertahap di sektor ekonomi.

Menurut dia, tidak bisa terus-terusan mengandalkan PPKM, sementara tak ada satupun orang yang bisa memprediksi kapan COVID-19 akan berakhir.

“Jadi saya bilang, solusinya kita percepat vaksinasi massal, dan yang kedua adalah memastikan warga untuk selalu pakai masker. Saya bahkan secara bertahap juga sudah buka mal. Pertimbangan saya bukan kepada pemilik ataupun pengelola mal. Tetapi para karyawan yang selama ini bekerja dan menggantungkan hidupnya dari aktivitas di mal,” kata Andi Harun.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021