Samarinda (ANTARA Kaltim) - Hak suara pengurus cabang sepak bola Samarinda dicabut dalam musyawarah kota luar biasa (Musorkotlub) KONI Samarinda di Samarinda menyusul adanya dualisme kepengurusan pengcab PSSI Samarinda yang hadir di acara tersebut.

Kedua kubu, yakni pengcab PSSI versi Johar Arifin dan pengcab PSSI versi Lanyala Mataliti, sama-sama mengklaim sebagai pemilik suara yang sah pada musorkotlub tersebut.

Hal itu memaksa ketua sidang, Sugeng Mochdar yang juga Plt KONI Samarinda, menggunakan voting peserta untuk mencoret hak suara pengcab PSSI Samarinda pada proses pemilihan umum, dan mereka hanya sebagai dewan peninjau.

Muhklis Ramlan pembawa mandat dari pengcab PSSI versi Johar mengatakan bahwa secara hukum, organisasinya yang punya hak untuk menghadiri muskotlub.

"Tentunya saya kecewa dengan keputusan ini, karena kami dibawah naungan kepengurusan PSSI yang sah," tutur Muklis.

Sedangkan sekretaris umum pengcab PSSI Samarinda Normansyah mengaku aneh dengan keputusan yang dibuat sidang musorkotlub KONI Samarinda itu. Pasalnya selama beberapa bulan terakhir kepengurusan dialah yang selalu mendapatkan bantuan dana KONI untuk melaksanakan beberapa kegiatan.

"Kalau kami dianggap tidak sah, kenapa kami selalu mendapatkan bantuan, jadinya aneh kalau sekarang kami dipersoalkan lagi," tutur Normansyah.

Menyikapi persoalan itu, Ketua KONI Samarinda terpilih Aidil Fitri, mengatakan bahwa pihaknya akan mengacu pada induk organisasi di atas untuk memutuskan persoalan dualisme PSSI.

"Kalau di KONI Kaltim mengakui PSSI Lanyala, maka kami akan mengakuinya juga, karena induk organisasi di atas dijadikan sebagai acuan," tegas Aidil.

Disinggung upaya mediasi kedua kubu yang berseteru, Aidil mengatakan, bagaimana mungkin daerah bisa menyelesaikan kalau yang di Pusat saja masih terus berseteru.

"Persoalan PSSI ini bermula dari pusat bukan daerah, makanya kita hanya bisa menunggu tanpa bisa berbuat apa-apa," tegas Aidil. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013