Komoditas Kakao di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berhasil lolos seleksi Indonesian National Cocoa of Excellence 2021 dari 58 biji kakao se-Indonesia dan berada diurutan yang keempat besar sehingga akan berkompetisi di ajang yang lebih tinggi dan bergengsi di Paris, Perancis.


"Kakao dari Kampung Merasa itu nantinya akan mewakili Indonesia pada ajang Cocoa of Excellence Award 2021 di Paris, Perancis,” kata Bupati Berau Sri Juniarsih Mas dalam sambutannya pada acara Ramah Tamah dengan Gubernur Kaltim yang sedang melakukan kunjungan kerja ke wilayah utara malam ini (25/4) di halaman Workshop Politeknik Sinar mas Berau Coal, Jumat malam.

Kakao memang merupakan salah satu dari lima produk unggulan perkebunan di Kabupaten Berau, di samping kelapa sawit, kelapa dalam, karet, dan lada.

“ Sejumlah komiditas ini sudah pula merambah pasar ekspor komoditi ini ke Jerman” ungkapnya bangga.

Ia mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk mengembangkan indutri pengolahan berbasis pertanian dalam artian luas ini dengan mengembangan sektor hilirisasi beserta beragam produk turunannya sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi petani di kabupaten Berau.

“ Harapan kami berbagai sektor perkebunan ini akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan  dan perekonomian petani", kata Sri Juniarsih.

Kunjungan kerja dan peninjauan lapangan Gubernur Isran Noor, Wagub Hadi Mulyadi di pabrik pengolahan Kakao tersebut melihat langsung tiga jenis biji kakao spesial yang menjadi produk andalan dari Berau Cocoa, yakni Sirius, Alpha dan Vega. Biji Alpha dan Vega dikirimkan ke Makassar dan Gresik, sedangkan biji Sirius dikirim ke Makassar, Bali, Yogyakarta dan Jakarta. 

Wakil Gubernur Hadi Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada Berau Coal melalui unit usaha Berau Cocoa yang telah membantu masyarakat, serta menumbuhkan perekonomian masyarakat Berau. 

"Kita berharap kakao Berau ini menjadi kakao nomor satu di dunia, karena saat ini kualitasnya ada di posisi nomor empat dunia. Berau Cocoa juga bisa belajar dengan negara-negara yang lebih maju pembuatan kakao nya, seperti Belgia, Belanda atau Australia. Tentu juga kami titip program ini untuk dipantau kepada Ibu Bupati dan Bapak Wakil Bupati Berau. Semoga manfaatnya bisa terus dirasakan oleh masyarakat Berau dan Kaltim," kata Hadi Mulyadi mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor.

Berau Cocoa dimulai sejak November 2018, memiliki target luas kebun kakao sebesar 10.000 hektare, dengan total pembelian biji kakao basah dari petani kakao sebesar 192.800 kilogram sejak November 2018. 

Adapun kebun kakao tersebar di delapan Desa, yakni Tumbit Dayak, Tumbit Melayu, Batu Rajang, Long Lanuk, Merasa, Suaran, Gunung Tabur dan Labanan.

Pewarta: Arumanto

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021