Saudi Telecom Company bergabung ke dalam koalisi The Brightline Initiative

Saudi Telecom Company bergabung ke dalam koalisi The Brightline Initiative

Penandatanganan nota kesepahaman oleh CEO STC Group Dr. Khaled Biyari dan Direktur Eksekutif Brightline Ricardo Vargas

Operator telekomunikasi terbesar di Arab Saudi bergabung ke dalam koalisi ini untuk membantu tingkatkan kesuksesan eksekusi strategi bisnis

RIYADH, Arab Saudi (Antara/BUSINESS WIRE) -- The Brightline Initiative hari ini mengumumkan, Saudi Telecom Company (STC) telah bergabung ke dalam koalisi The Brightline Initiative untuk membantu meningkatkan kesuksesan manajemen inisiatif strategis dan menjembatani kesenjangan antara desain dan eksekusi strategi korporasi.

Untuk melihat siaran pers multimedia, silakan klik:  http://www.businesswire.com/news/home/20171121005474/en/

Nota kesepahaman inisiatif ini telah ditandatangani oleh CEO STC Group Dr. Khaled Biyari dan Direktur Eksekutif Brightline Ricardo Vargas.

Diluncurkan pada awal 2017 oleh Project Management Institute (PMI), Boston Consulting Group (BCG), dan Agile Alliance, Brightline Initiative adalah koalisi nirlaba yang didedikasikan untuk membantu para pimpinan perusahaan menjembatani kesenjangan antara rancangan dan eksekusi strategi yang kerap menghabiskan banyak biaya dan cenderung menciptakan stagnasi.

"STC memiliki keahlian dan rekam jejak yang solid dalam membangun dan mengeksekusi strategi bisnis. Kami siap untuk bekerjasama dengan banyak profesional industri dan akademisi untuk mengatasi berbagai permasalahan di dalam pengeksekusian strategi bisnis," ujar CEO STC Group Dr. Khaled Biyari. Dia menambahkan, "Kerjasama ini akan membantu STC memanfaatkan berbagai peluang bisnis di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, sekaligus menjaga posisi kepemimpinan kami di sektor TIK ke depannya."

Sebuah survey global multi sektor terhadap 500 eksekutif senior yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) yang diselenggarakan oleh The Brightline Initiative mendapati, hampir 90 persen responden mengakui kalau mereka gagal mencapai tujuan strategis mereka karena tidak berhasil mengeksekusi rencana bisnis dengan baik, lebih dari separuh (53 persen) setuju kalau kapabilitas eksekusi yang kurang memadai menjadi alasannya.[1]

Direktur eksekutif Brightline Ricardo Vargas menambahkan, "The Brightline Initiative menyambut bergabungnya STC ke dalam koalisi ini untuk membantu dunia bisnis menjembatani kesenjangan eksekusi strategi di era yang penuh dengan tantangan disrupsi dan ekonomi. Selain itu, perlu ditekankan bahwa strategi akan menjadi tak lebih dari sekedar rencana yang tertuang di selembar kertas apabila perusahaan tidak mampu mencari cara untuk memberdayakan para karyawannya dan bersinergi untuk meraih tujuan."

 
Tentang The Brightline Initiative
The Brightline Initiative adalah koalisi perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia yang didedikasikan untuk membantu para pimpinan perusahaan menjembatani kesenjangan antara rancangan strategi dan eksekusi. Brightline menggelar kegiatan riset kepemimpinan dan mendorong praktik terbaik yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan sebuah perusahaan untuk mengeksekusi strategi bisnisnya.

Tentang STC
Berkantor pusat di Riyadh, STC adalah operator telekomunikasi terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara dari segi nilai pasar yang mencapai lebih dari 51,825 miliar real (13,825 miliar dolar) untuk tahun fiskal 2016 dan pendapatan bersih mencapai 8,539 miliar real (2,277 miliar dolar). Didirikan pada 1998, STC melayani sekitar 100,000,000 konsumen di seluruh dunia. Perusahaan ini berfokus pada penyediaan berbagai layanan telekomunikasi melalui jaringan serat optik yang membentang sepanjang 137,000 KM dari Asia, Timur Tengah, hingga Eropa. Di Arab Saudi (kawasan operasi utama grup ini), STC mengoperasikan jaringan seluler modern terbesar di Timur Tengah yang mencakup lebih dari 99 persen area berpenghuni serta jaringan broadband 4G ke lebih dari 85 persen penduduk di Arab Saudi. Selain beroperasi di Arab Saudi, dengan kepemilikan penuh, STC juga memegang kepemilikan penuh Viva Bahrain, 51,8 persen saham di Viva Kuwait, 35 persen saham di Oger Telecom Limited di Uni Emirat Arab, dan Turk Telecom, Avea di Turki, Cell-C di Afrika Selatan, 25 persen saham di Binariang GSM Holding di Malaysia yang mengendalikan Maxis di Malaysia dan Aircel di India. Selain itu, STC juga berinvestasi di sektor teknologi informasi, konten, distribusi, call center, dan real estate.

1] Economist Intelligence Unit (EIU), "Closing the Gap: Designing and Delivering a Strategy that Works", 2017.

Baca versi aslinya di businesswire.com: http://www.businesswire.com/news/home/20171121005474/en/

Kontak

Brightline Initiative
Tahirou Assane, +1 613-981-8211
Director of Operations and Program
tahirou.assane@brightline.org

Sumber: The Brightline Initiative

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2017