Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2019 naik sebesar 3,62 persen (year on year) terhadap triwulan II-2018.

"Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi, yaitu naik 25,79 persen," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Kamis.

Suharyanto memaparkan selain industri pakaian jadi, beberapa industri juga mengalami pertumbuhan produksi tertinggi, yaitu industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, industri minuman, industri kertas dan barang dari kertas, serta industri pengolahan lainnya.

Meskipun demikian, beberapa jenis industri manufaktur mengalami penurunan produksi (yoy) tertinggi, di antaranya industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya; industri karet, barang dari karet dan plastik; kemudian industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya. Penurunan produksi juga terjadi pada industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang galian bukan logam.

Pada tingkat provinsi, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2019 dialami oleh Nusa Tenggara Barat yang naik 42,22 persen, Kalimantan Barat naik 34,37 persen dan DI Yogyakarta naik 20,72 persen.

Adapun provinsi yang mengalami penurunan tertinggi pada periode tersebut yakni Jambi turun 47,28 persen, Maluku Utara turun 38,38 persen dan Aceh turun 21,71 persen.

Sementara itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) triwulan II-2019 naik sebesar 5,52 persen (yoy) terhadap triwulan II-2018.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik, naik 17,74 persen, Industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 17,01 persen dan industri pengolahan lainnya, naik 10,95 persen.

Sementara industri yang mengalami penurunan pertumbuhan produksi terbesar adalah industri logam dasar turun 26,09 persen, industri mesin dan perlengkapan turun 16,63 persen dan industri peralatan listrik turun sebesar 10,71 persen.

Beberapa provinsi mengalami pertumbuhan produksi di sektor IMK, yaitu Sulawesi Barat naik 42,38 persen, Papua Barat naik 27,85 persen dan Gorontalo naik 26,03 persen. Sedangkan,beberapa provinsi yang mengalami penurunan produksi yaitu Maluku Utara turun 13,84 persen dan Kalimantan Utara turun 1,94 persen.

Baca juga: Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil naik 6,88 persen
Baca juga: Produksi industri manufaktur besar-sedang tumbuh 5,04 persen
Baca juga: Tumbuh 5,5 persen, produksi industri nasional agresif

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019