Semarang (ANTARA) - Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan produk lampu hias yang terbuat dari limbah botol kaca dan tempurung kelapa yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar kampus.

Naufal Baihaqi Al Afka, salah seorang mahasiswa anggota tim penerima dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini di Semarang, Sabtu mengatakan, produk lampu hasil inovasi ini dinamai lampu elok tenaga suara berbasis konservasi atau yang dinamai Lentera Konservasi.

Naufal bersama keempat rekannya, masing-masing Hanifah, M. Vian Saefullah, Revita Sari Oktaviyani, dan Luki Yuliyanto, merupakan penerima dana hibah program yang dibiayai oleh Kemenristekdikti itu.

"Lampu ini mampu menghasilkan warna berdasarkan intensitas suara di sekitarnya," katanya.

Ia menjelaskan ide awal pembuatan lampu ini bermula dari keresahan atas banyaknya sampah botol kaca dan tempurung kelapa sisa para penjual makanan di sekitar kampus.

Kelima mahasiswa tersebut kemudian mendesain model lampu serta mengombinasikannya dengan sensor suara.

"Produk ini sebagai alternatif pilihan lampu yang saat ini sudah ada karena keunikannya," katanya.

Ia menuturkan produk ini sesuai jika digunakan di hotel atau restoran.

Produk lampu ini, lanjut sia, saat ini sudah mulai diproduksi massal dengan lokasi workshop di Jalan Cempakasari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang tidak jauh dari kampus Unnes.

Selain itu, kata dia, lampu tersebut juga sudah mulai dipasarkan secara daring.

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019