Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Minggu mendesak Rusia dan pasukan pemerintah Suriah agar menghentikan pengeboman di Provinsi Idlib Suriah.

Seruan tersebut menyusul pernyataan Kremlin pada Jumat yang mengisyaratkan Moskow akan terus mendukung serangan pemerintah Suriah di wilayah tersebut.

"Mendengar kabar bahwa Rusia, Suriah dan Iran, sedang menyerang habis-habisan Provinsi Idlib di Suriah dan tanpa pandang bulu membunuh warga sipil yang tak berdosa. Dunia sedang menyaksikan pembunuhan sadis ini. Apa tujuannya, apa yang akan Anda dapatkan? BERHENTI!" cuit Trump di akun Twitter.

Pada Jumat Kremlin mengatakan itu merupakan tanggung jawab Turki untuk menghentikan pemberontak di Provinsi Idlib Suriah menembaki warga sipil dan target Rusia. Presiden Turki Tayyip Erdogan telah lama mengajukan keberatan kepada Moskow soal serangan pemerintah Suriah dukungan Rusia terhadap pemberontak yang menguasai barat laut negara tersebut.

Serangan di Idlib merupakan eskalasi perang terbesar antara Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemberontak yang menentang pemerintahannya sejak musim panas lalu. Serangan tersebut juga meningkatkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan saat warga Suriah yang terlantar akibat pertempuran mencari perlindungan ke perbatasan Turki.

Lebih dari 200.000 orang menyelamatkan diri dari kekerasan di Idlib sejak serangan meletus pada akhir April, menurut PBB.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan terkait pembantaian warga sipil di Idlib, Trump mengatakan kepada awak media bahwa dia membenci situasi tersebut. "Hal-hal buruk sedang terjadi," kata Trump.

Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa seru Rusia, Turki, Iran lindungi warga sipil di Idlib
Baca juga: PBB Suarakan keprihatinan mengenai serangan di idlib
​​​​​​​
Baca juga: Lavrov: Pusat terorisme di Idlib, Suriah, harus dihapuskan

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019