Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pemeliharaan pesawat di Indonesia sesuai dengan standar setelah melihat langsung fasilitas pemeliharaan pesawat milik Lion Air di Batam.

"'Maintenance' pesawat terbang kita semua sesuai standar. Itu kami cek. Saya juga cek pada beberapa pilot, mereka mengatakan 'maintenance' kita sesuai standar FAA (Federal Aviation Administration)," kata Luhut di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut sekaligus juga secara tersirat menampik opini mengenai buruknya pemeliharaan pesawat salah satu maskapai sehingga kerap menimbulkan masalah.

Pernyataan itu juga menegaskan tidak adanya pelanggaran aturan dari komponen pesawat Boeing produksi Amerika Serikat tersebut.

"Jadi tidak Boeing, tidak ada yang melanggar aturan," ujarnya.

Mantan Menko Polhukam itu memastikan pemeliharaan pesawat yang dilakukan di Indonesia cukup baik. Hal itu, katanya, disimpulkan berdasarkan pengamatannya yang menanyakan langsung masalah tersebut kepada sejumlah pilot senior.

"Saya tanya mereka, mereka puas dengan 'maintenance' yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan mereka," katanya.

Luhut bercerita beberapa waktu yang lalu menyempatkan diri mengunjungi fasilitas pemeliharaan pesawat milik Grup Lion Air di Batam. Ia mengapresiasi komitmen maskapai dalam menjaga operasional tetap baik.

Sebagai negara kepulauan yang membutuhkan transportasi massal efektif, Luhut menyebut Indonesia sebagai pengguna pesawat jenis Boeing 737-800 terbesar di dunia. Pengguna terbesar itu dihitung dari pesawat milik Grup Lion Air dan Grup Garuda Indonesia.

Dengan prestasi tersebut, Indonesia disebutnya punya nilai tawar tinggi untuk dihormati sebagai pelanggan setia.

"Sehingga orang takut juga kalau kita komplain bahwa mereka tidak memberikan layanan yang bagus pada Indonesia," katanya. 



Baca juga: Indonesia minim tenaga ahli perawatan pesawat terbang
Baca juga: Industri pemeliharaan-perawatan pesawat terbang tumbuh sembilan persen


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019