Jakarta, ANTARA News, - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak terlalu banyak memberikan bocoran soal kepada tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres, di sisa pelaksanaan empat debat ke depan.

"Jangan terlalu banyak bocoran soal. Bolehlah arahnya apa, tapi jangan terlalu (banyak bocoran) supaya lebih memberikan 'impact leadership'," kata Wapres JK usai menyaksikan nonton bareng debat capres di kediaman dinasnya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis malam.

JK mengatakan seharusnya dalam debat tidak perlu diberikan bocoran pertanyaan atau kisi-kisi. Sehingga pada saat debat berlangsung, kemampuan capres dan cawapres dalam menjawab atau menanggapi pertanyaan secara spontan dapat terlihat.

Selain itu, untuk menunjukkan kemampuan memimpin dari masing-masing pasangan calon, Wapres mengatakan para peserta debat pilpres harus lebih banyak berdiskusi.

"Ya sebaiknya jangan terlalu banyak (bocoran soal), pemimpin itu harus mengambil sikap pada waktu debat. Kadang-kadang tidak perlu persiapan. Diskusi ini harus mencerminkan itu. Kalau terjadi begini harus bagaimana," jelasnya.

Sejak awal, Wapres JK dengan tegas menolak kebijakan KPU yang memberitahukan bocoran soal debat kepada masing-masing tim sukses pasangan capres-cawapres.

Menurut JK, debat pilpres menjadi layaknya bimbingan belajar bagi pelajar yang akan mengikuti ujian sehingga harus diberikan kisi-kisi soal.

Padahal, seharusnya debat menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menilai kompetensi para capres-cawapres untuk dapat dipilih pada Pilpres 2019.

"Ya soal yang dikasih 20, yang akan dipilih lima. jadi kayak bimbingan belajarlah gitu," ujarnya.

Baca juga: JK: Prabowo cepat tanggap tapi cepat terpancing

Debat perdana capres-cawapres, sebagai bagian dari kampanye Pilpres 2019, dimulai pukul 20.00 WIB, dengan mengusung tema hukum, hak asasi manusia, korupsi dan terorisme.

Masih terdapat empat kali debat sebagai rangkaian kampanye, yakni satu kali debat pasangan calon, dua kali debat calon presiden dan satu kali debat calon wakil presiden. ***2*** (T.F013)

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019