Kini para pelaku LGBT cenderung eksis karena di-'cover' isu HAM. Penyalahgunaan narkoba juga semakin marak dan minuman beralkohol semakin bebas
Depok, Jabar,  (ANTARA News) - Pembina Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kota Depok, Jawa Barat, Mahfudz Abdurrahman prihatin dengan maraknya lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) serta banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba.

"Kini para pelaku LGBT cenderung eksis karena di-'cover' isu HAM. Penyalahgunaan narkoba juga semakin marak dan minuman beralkohol semakin bebas," katanya disela-sela acara Sarasehan Pendidikan RKI Kota Depok, Selasa.

Anggota DPR dari PKS ini mengemukakan keprihatinan terhadap pergaulan bebas, antara lain perilaku LGBT, di mana belum ada regulasi yang jelas.

Ia menambahkan DPR masih membahas RUU Minuman Beralkohol dan membutuhkan dukungan masyarakat agar RUU tersebut bisa segera disahkan.

Untuk itu Mahfudz memberikan kiat pengasuhan keluarga agar generasi muda tidak tergelincir kasus LGBT dan narkoba.

Ia menyebutkan sejak kecil anak-anak harus dibiasakan hidup mandiri sehingga ketika anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka memilih cara bekerja dengan berwirausaha.

Disebutkannya bahwa sekarang ini sudah lahir generasi Alhpa dengan keunikan dan kekhasannya menggantikan generasi XYZ.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Depok, T. Farida Rachmayanti memberikan apresiasi kegiatan sarasehan pendidikan yang digelar RKI Kota Depok tersebut untuk menyukseskan program Kota Layak Anak.

Menurutnya ada sekitar 300.000 generasi Alpha di Kota Depok yang membutuhkan pengasuhan yang tepat agar potensinya berkembang secara kondusif spiritual, afektif, motorik dan kognitif.

"Gerakan penggunaan 'gadget' (gawai) secara sehat perlu digalakkan agar pembentukan pribadi tidak tergilas kecanggihan teknologi," ujarnya.

Pakar pendidikan dan praktisi ketahanan keluarga sekaligus Ketua RKI Kota Depok,Nikendriningrum mengatakan bahwa yang hadir di sarasehan kali ini adalah para guru untuk anak usia dini di mana mereka sehari-hari bergaul dengan generasi Alpha.

Tema yang diusung dalam sarasehan, kata dia, penting untuk memperkecil gap komunikasi antara para pendidik dengan anak didik dikarenakan jarak usia yang jauh dan perbedaan sudut pandang.

Baca juga: Medsos ancaman serius penyebaran terorisme dan LGBT, kata pakar

Baca juga: 2.000 penyuluh dikerahkan untuk cegah LGBT

Baca juga: Waspadai pelaku LGBT pengaruhi anak lewat gawai

Baca juga: MUI puji Polri batalkan acara LGBT Bali

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018