Perjuangan untuk menegakkan HAM tidak boleh berhenti hanya dengan sebuah award
Jakarta (ANTARA News) - Jaringan Gusdurian menerima anugerah  Asia Democracy and Human Rights Award 2018 dari The Taiwan Foundation for Democracy (TFD). 

Penghargaan ini secara langsung diberikan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kepada Koodinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid di Taiwan, Senin.

"Penghargaan ini tentu saja membanggakan dan patut disyukuri. Ini menandakan bahwa kerja-kerja kami selama ini mendapatkan apresiasi di tingkat internasional," kata Alissa dikutip dari siaran pers. 

Namun demikian, kata Alissa, penghargaan itu justru menjadi tanda bahwa Jarigan Gusdurian harus bekerja lebih keras dalam memperjuangkan keadilan, bebebasan beragama, hak minoritas, dan toleransi beragama. 

"Bagi kami penghargaan ini lebih merupakan cambuk. Cambuk keras agar kami tidak berhenti dan terus bekerja. Perjuangan untuk menegakkan HAM tidak boleh berhenti hanya dengan sebuah award," katanya. 

Dikatakannya, di masa mendatang kasus-kasus diskriminasi dan menguatnya politik identitas akan menjadi tantangan berat bagi kerja-kerja perjuangan Hak Asasi Manusia.

"Kami berharap penghargaan ini juga menjadi penanda baru bagi lebih dari 100 komunitas Gusdurian yang tersebar di seluruh Indonesia untuk terus bekerja menebarkan nilai-nilai yang telah diajarkan Gus  Dur bagi terwujudnya masa depan  Indonesia yang lebih berperikemanusiaan," katanya.

TFD menilai Jaringan Gusdurian telah bekerja untuk mempromosikan dialog antaragama, multikulturalisme , konsolidasi masyarakat sipil, toleransi, demokrasi, dan hak asasi manusia. 

Jaringan Gusdurian juga dinilai telah melakukan intervensi yang berarti terhadap masalah diskriminasi di Indonesia dengan membela mereka yang menjadi korban. 

Jaringan Gusdurian juga menjadi salah satu organisasi terkemuka dalam memerangi radikalisme dan intoleransi di Indonesia, termasuk mengurangi dan mengurangi potensi konflik komunal di negeri yang penuh dengan keragaman agama dan etnis.

Presiden Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH) Dimitris Christopoulos terkesan oleh upaya dialog antariman yang dilakukan oleh Jaringan Gusdirian, yang berasal dari aktivis Islam moderat di dunia di mana Islamophobia telah masuk ke dalam agenda politik. 

Sementara Presiden Japan's Human Rights Now Shin Hae Bong  menyatakan bahwa Jaringan Gusdurian telah berkontribusi menciptakan ruang dialog yang aman bagi orang-orang dengan beragam latar belakang agama dan etnis, yang sangat penting dalam masyarakat multietnis, memainkan peran katalis dalam mempromosikan dialog antaragama, demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia dan di luar negeri.

 

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018