Temanggung, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sebanyak 103 dari 289 desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Temanggung selama musim penghujan berisiko menghadapi bencana tanah longsor menurut hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi di Temanggung, Senin, mengatakan desa/keluarahan yang rawan bencana tanah longsor antara lain berada di wilayah Kecamatan Kaloran (sembilan) disusul Kecamatan Pringsurat (delapan), Kecamatan Wonoboyo (delapan) dan Kecamatan Jumo (satu).

"Untuk Kecamatan Gemawang memiliki tujuh desa dan Wonoboyo delapan desa, semuanya merupakan daerah rawan longsor," katanya, menambahkan daerah-daerah yang rawan longsor berada di area perbukitan.

Guna mengantisipasi kejadian bencana, BPBD menyiapkan posko bencana di Temanggung yang mencakup wilayah Kecamatan Temanggung, Tlogomulyo, Bulu, Tembarak, dan Kedu; serta Posko Parakan yang mengampu wilayah Kecamatan Ngadirejo, Parakan, Kledung, dan Bansari.

Selain itu ada posko Candiroto yang mengampu wilayah Kecamatan Candiroto, Tretep, Bejen, dan Wonoboyo; serta Posko Kaloran mengampu wilayah kecamatan Kaloran, Pringsurat, Kandangan, Gemawang, dan Kranggan.

Pada masing-masing posko ada 10 personel yang bertugas. "Mereka siaga 24 jam secara bergantian," kata Gito.

Ia juga mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana waspada jika terjadi hujan deras dalam durasi lama.


Baca juga: Temanggung siagakan posko antisipasi bencana alam
 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018