Siswa-siswi kami terpaksa belajar di tenda, sebab sekolah rusak berat
Sigi, Sulteng, (ANTARA News) - Pelajar di Dataran Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah hingga kini masih berlajar di tenda terpal yang dibangun serba darurat dan sangat tidak memadai untuk dipergunakan sebagai sarana pembelajaran akibat dampak gempa yang melanda daerah itu.

"Siswa-siswi kami terpaksa belajar di tenda, sebab sekolah rusak berat," kata Merry, salah seorang guru SD di Kecamatan Lindu,  Jumat.

Ia mengatakan selain siswa SD, juga siswa SMP berada dalam satu atap belajar di tenda terpal.

"Kami tidak mendapat bantuan tenda yang disalurkan oleh UNICEF seperti kebanyakan sekolah menerima bantuan tenda," kata dia.

Meski hanya belajar di tenda darurat, tetapi dinilai cukup lumayan karena bisa terlindung dari teriknya matahari dan hujan.

Dia mengatakan belum mengetahui sampai kapan sekolah yang rusak tersebut dibangun kembali.

Menurut Merry, dapat dipastikan sebelum pemerintah membangun dan memperbaiki sekolah yang rusak, otomatis proses belajar-mengajar dilakukan di tenda-tenda.

Baca juga: Sekolah rusak, semua siswa di Lindu, Sigi masih diliburkan

Hal senada juga disampaikan Isak, salah seorang guru SD di salah satu desa di Dataran Lindu. Ia juga membenarkan belajar masih dilakukan dalam tenda darurat yang terbuat dari terpal.

Dia juga mengaku tidak mendapat bantuan tenda. "Tenda yang kami pakai hanya pinjam dari orang tua murid," kata dia.

Sekolah tempatnya mengajar rusak akibat terjangan gempa bumi dasyat yang terjadi pada 28 September 2018. Akses jalan menuju Lindu putus total, dan baru beberapa hari ini bisa dilewati kendaraan sepeda motor.
 

Kendaraan mobil belum bisa melintas karena banyak badan jalan yang tertimbun dan longsor sehingga perlu diperbaiki secepatnya oleh pemerintah daerah.

Lindu salah satu dari dua kecamatan di Kabupaten Sigi yang hingga kini belum menikmati penerangan listrik PLN. Tiang listrik PLN baru dibangun pada 2018 dan belum disertai pemasangan jaringan.

Di Lindu terdapat lima desa yakni Puro`o,Langko, Tomado, Anca dan Olu dengan jumlah penduduk sekitar 7.000-an jiwa.

Di Kecamatan itu terdapat danau yang indah dikelilingi hutan dengan berbagai jenis flora dan fauna endemik mnjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Baca juga: Pengungsi Lindu butuh tenda dan selimut

Pewarta: Anas Masa
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018