Jakarta  (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, data sementara kerusakan rumah akibat gempa Lombok  mencapai 83.392 unit, dan sebanyak 32.129 rumah rusak di antaranya telah diverifikasi.

  "Pendataan dan verifikasi kerusakan rumah akibat gempa terus dilakukan di tujuh kabupaten/kota di Pulau Lombok dan Sumbawa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho  melalui pesan tertulis di Jakarta, Rabu.

Dari 32.129 rumah rusak yang sudah diverifikasi, terdapat 16.231 rumah yang rusak berat dan sisanya rusak sedang dan rusak ringan.

Sutopo mengatakan, jumlah rumah rusak masih dapat bertambah karena proses pendataan masih berlangsung. Petugas  melakukan verifikasi sesuai tingkat kerusakan dan sesuai nama pemilik dan alamat.

 "Petugas dari dinas pekerjaan umum, badan penanggulangan bencana daerah dan relawan masih melakukan pendataan. Di beberapa daerah juga dicantumkan foto rumahnya," jelas Sutopo.

  Rumah rusak akibat gempa tersebar di tujuh kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Lombok Utara 23.098 (terverifikasi 12.493), Kabupaten Lombok Barat 37.285 (terverifikasi 11.787) dan Kabupaten Lombok Timur 7.280 (terverifikasi 3.121).

 Kemudian, Kabupaten Lombok Tengah 4.629 (terverifikasi 3.246), Kota Mataram 2.060 (terverifikasi 1.482) dan Sumbawa 9.040 (belum terverifikasi).

 Pembersihan puing-puing bangunan roboh terus dilakukan oleh aparat gabungan dengan mengerahkan alat-alat berat. Masyarakat di Lombok dan Sumbawa juga bergotong royong memperbaiki rumah dan membersihkan lingkungan pascagempa.

Baca juga: Aman, Gubernur NTB persilakan wisatawan ke Lombok-Sumbawa
Baca juga: BNPB targetkan rehab rekon Lombok tuntas 2020

 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018