Tanjungpinang (ANTARA News) - Lahan parkir di Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau kurang memadai sehingga tidak mampu menampung ratusan kendaraan roda empat dan roda dua milik para pengantar dan penjemput penumpang.

Berdasarkan pantauan Antara di sekitar Pelabuhan Sri Bintan Pura, Rabu, Pelindo hanya menyediakan satu pintu masuk kendaraan roda empat dan roda dua. Begitu pula di pintu keluar pelabuhan, hanya tersedia satu pintu untuk mobil dan motor.

Akibatnya, lalu lintas kendaraan menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura menjadi macet. Di dalam pelabuhan, ratusan kendaraan parkir tidak rapi sehingga banyak kendaraan yang tidak mendapatkan tempat parkir. Kondisi itu diperburuk antrean puluhan kendaraan para penjemput dan pengantar penumpang di depan pintu masuk pelabuhan.

Puluhan kendaraan roda empat dan roda dua pun terpaksa parkir di tepi jalan seberang Gedung Gonggong, Markas Marinir, Gedung Daerah, Tugu Proklamasi hingga seberang Markas POMAL.

"Kami sudah dua kali keluar masuk pelabuhan mencari tempat parkir. Sudah masuk dalam pelabuhan, tidak dapat pula tempat parkir. Sekali masuk pelabuhan bayar Rp3.000," kata Yusti, salah seorang pengendara mobil, yang ingin menjemput saudaranya di Pelabuhan Sri Bintan Pura.

Yusti terpaksa menunggu saudaranya yang kembali ke Tanjungpinang setelah menikmati libur Lebaran di Yogyakarta. Sementara parkir kendaraan di tepi jalan dekat pelabuhan dilarang petugas.

"Nekat saja, karena bukan keinginan kami parkir di sini. Tugas pemerintah dan Pelindo lah siapkan lahan parkir yang memadai," katanya.

Chaliq, mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang asal Kota Batam mengatakan, di dalam kapal cepat yang mengantar penumpang dari Pelabuhan Punggur Batam menuju Tanjungpinang cukup tertib. Banyak petugas yang mengawasi arus balik di Batam sehingga tidak berdesak-desakan, meskipun ramai.

Di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang Chaliq dijemput oleh temannya dengan menggunakan sepeda motor. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk keluar dari pelabuhan karena antrean panjang.

"Kesannya semrawut. Parkiran belum tertata dengan rapi, padahal lahanya sudah cukup luas," ujarnya.

Sementara itu, Yudi, salah seorang staf di Pemprov Kepri kembali ke Tanjungpinang setelah beberapa berlebaran di rumah orang tuanya di Bandung. Ia terpaksa menunggu jemputan sekitar 30 menit di pintu masuk pelabuhan.

"Besok saya sudah harus kerja. Jadi hari ini sudah harus kembali ke Tanjungpinang," tuturnya.

Dua perusahaan pelayaran berlayar sebanyak 36 kali dari Tanjungpinang menuju Batam mulai pukul 08.00-17.30 WIB. Dua perusahaan itu menyiapkan sejumlah kapal yang berlayar dari Batam ke Tanjungpinang maupun sebaliknya.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018