Surabaya (ANTARA News) - Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) berperan sentral mencegah radikalisme di seluruh wilayah Indonesia, kata pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat menghadiri kegiatan Safari Ramadhan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Kamis petang, menyebut serangkaian bom bunuh diri yang menyerang Kota Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada 13 - 14 Mei lalu, membuktikan bahwa radikalisme masih tumbuh di tengah masyarakat.

"Serangan itu menjadi bukti bahwa tindakan teror merupakan jalan perjuangan yang salah karena mencederai, merugikan dan menyakiti orang lain, termasuk anak-anak yang tidak berdosa," ujarnya.

Panglima menyerukan agar segenap masyarakat tidak boleh lengah karena ancaman radikalisme masih tumbuh.

"Diperlukan keterpaduan masyarakat dan aparat untuk membendung radikalisme dan aksi-aksi terorisme. Dibutuhkan kepedulian orang tua untuk melindungi anak-anaknya karena sudah banyak generasi muda yang terpapar oleh geraka radikalisme dan terorisme," tuturnya.

Lebih lanjut Panglima Hadi Tjahjanto menekankan Babinsa, sebagai salah satu kekuatan Komando Daerah Militer, serta Bhabinkamtibmas, yang merupakan kekuatan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di desa-desa, berperan sentral untuk mencegah radikalisme di Indonesia.

"Babinsa dan Bhabinkamtibmas harus merangkul masyarakat kontra radikalisme, harus bersatu padu. Kita tidak ingin negeri yang indah dan kaya raya ini hancur oleh gerakan radikalisme," katanya.

Dia meyakini gerakan radikalisme di Indonesia bisa dicegah jika seluruh lapisan masyarakat peduli.

Safari Ramadhan di Polrestabes Surabaya juga dihadiri Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Dalam kesempatan itu Tito memastikan Polri telah bergerak cepat mengatasi serangan terorisme di Surabaya dan Sidoarjo. Di antaranya telah menangkap 41 terduga teroris yang diyakini terlibat dalam serangan bom bunuh diri di Surabaya.

"Kami bergerak cepat mengidentifikasi para pelaku agar besoknya pasca serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo situasinya sudah normal kembali," ucapnya.

Pewarta: Slamet/Hanif
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018