Istanbul (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istanbul, Jumat malam (18/5) mendesak persatuan di kalangan internal Palestina sebagai kunci penting untuk  mengakhiri konflik, sehingga dukungan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) secara diplomatis akan semakin memperkuat posisi Palestina.

"Yang sangat lebih penting lagi yaitu Palestina sendiri harus bersatu. Kalau Palestina, Hamas dan Fatah sendiri tidak bersatu, ya bagaimana mereka mau berunding dan bagaimana mereka menyelesaikan persoalan kalau di internal tidak bersatu. Oleh karena itu, Indonesia mendesak mereka bersatu terlebih dahulu, baru kita bersama-sama," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI di Istanbul, Jumat petang waktu setempat.

Dalam KTT Luar Biasa, yang digelar untuk menyikapi pemindahan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem tersebut, Wapres Jusuf Kalla menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung Palestina melayangkan protes atas pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh Presiden Donald Trump itu.

 "Komitmen Indonesia sendiri ada beberapa hal, baik secara diplomasi kita setuju untuk bersama-sama, juga bagaimana OKI bersatu untuk itu. Oleh karena itu, selain protes juga tentu kebersamaan dengan negara OKI membantu untuk mengambil tindakan atas langkah Amerika mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina," jelasnya.

Meskipun Indonesia dan negara-negara OKI mendukung Palestina dalam hal ini, masa depan Palestina berada di tangan pemimpin dan rakyat Palestina sendiri. Sehingga, perdamaian di internal Palestina harus bisa diwujudkan terlebih dahulu oleh para pemimpin masing-masing kubu Hamas dan Fatah.

"Puluhan tahun Indonesia selalu mendukung Palestina, tentu kita mengapresiasi pandangan-pandangan yang keras dari masyarakat kita untuk itu. Namun hal-hal Palestina itu bagi kita (Indonesia) selalu berada dengan tegas di pihak Palestina," ujarnya.

Baca juga: Wapres JK tiba di Istanbul hadiri KTT OKI
 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018