Surabaya (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menuntut Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) mampu bersaing di kelas dunia.

"Saya memang menuntut PTN-BH ke depan mampu bersaing di kelas dunia. Kalau mampu bersaing di kelas dunia, maka reputasi harus ditingkatkan reputasinya, maka bagaimana menghadapi perguruan tinggi asing (PTA) harus dikuatkan dulu," kata Menristekdikti di sela pertemuan 11 PTN-BH di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu.

Dia mengatakan, untuk bisa bersaing di tingkat internasional, maka berbagai regulasi harus diperbaiki. Dia mengungkapkan, regulasi yang sudah diperbaiki adalah untuk akademik.

"Sekarang yang non-akademik, urusan manajemen, urusan keuangan akan dibicarakan dengan Menpan RB dan Menkeu agar PTN-BH bisa bergerak lebih baik lagi," tuturnya.

Ditanya terkait realisasi sinergitas antarPTN-BH. Nasir menegaskan PTN-BH telah mensinergikan di bidang akademik. Namun diakui selama ini belum secara formal.

Yang terjadi adalah studi perbandingan agama bisa dilakukan di antarperguruan tinggi. Pihaknya akan menyiapkan regulasi. Untuk satu program yang bisa digarap PTN-BH, dia meminta program itu yang visioner adalah yang bisa memenuhi kebutuhan zaman.

"Nomenklatur sudah dilepas. PT harus berinovasi. Prodi apa, mungkin pada smart data, walaupun nomenklatur belum ada. Selain itu digital ekonomi. Silakan berkembang. Yang penting bergerak lebih cepat lagi. Apalagi PTA akan didatangkan yang mau tidak mau harus berkompetisi dengan mereka," ucapnya.

Dia menyatakan, jika tidak menata diri dengan baik, efisiensi tidak dilakukan dan kualitas tidak ditingkatkan, maka tidak mampu bersaing. Maka Nasir meminta agar tak terjadi pemborosan. Jangan sampai dosen tidak meningkatkan kualitas.

"Otonomi PTN-BH, sudah diberikan. Rektor adalah CEO, jangan seperti dosen lagi. Harus berfikir bagaimana mengembangkan, maka harus baca aturan, dan laksanakan," kata Nasir.

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018