Bogor (ANTARA News) - Penyelenggaraan kirab budaya Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) mendorong pergerakan ekonomi kerakyatan dengan banyak pedagang kaki lima atau PKL yang berjualan di lokasi kegiatan, di Bogor, Jumat.

Supri (35) pedagang asal Cirebon datang ke Kota Bogor untuk berjualan aneka topeng di area Bogor Street Festival CGM 2018.

Hampir setiap perayaan CGM Supri datang ke Kota Bogor untuk berjualan, dan ini tahun kelimanya ikut mengadu nasib berjualan pada perayaan yang digelar setiap tahun.

"Saya memang sengaja berjualan pada acara-acara seperti ini, setiap ada kegiatan seperti ini saya datangi, pernah ada di Bandung, Karawang, sekarang di Bogor," katanya lagi.

Supri sehari-hari berjualan topeng di Cirebon, mencoba peruntungan berjualan pada setiap perayaan atau kegiatan yang menghadirkan orang banyak. Untuk di Bogor ini, ia membawa lebih dari 100 topeng, mulai dari topeng tokoh animasi hingga reog.

Tahun lalu, ia berhasil menjual 50 topeng, harganya bervariasi dari Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. Tahun ini sejak pukul 12.00 sampai 20.00 sudah terjual puluhan topeng.

Topeng berbahan busa dan plastik tersebut dibuat sendiri oleh Supri. Hasil dari menjual 50 topeng, ia bisa membawa pulang uang Rp750 ribu.

Heri (43) pedagang tahun sumedang asal Bojonggede, juga datang khusus untuk berjualan di lokasi CGM. Sebanyak 800 biji tahu telah terjual habis sejak siang hingga malam ini.

Rencana jika tahu habis, Heri akan menjual minuman mineral yang juga banyak dibeli oleh pengunjung.

Menurutnya, selama kegiatan ini, ia bisa menjual 800 biji tahu, dan hari-hari biasa ia hanya mampu menjual 600 biji, dengan keuntungan yang bisa dibawa pulang Ro150 ribu. Tetapi pada acara CGM, ia bisa mengantongi uang Rp300 ribu.

"Ya, sekali setahun bisa jualan lebih banyak, seharusnya pemerintah sering-sering menggelar kegiatan begini, karena banyak warga yang datang menyaksikan," katanya pula.

Ketua Panitia kegiatan Bogor Street Festival CGM 2018 Arifin Himawan mengatakan kegiatan CGM juga mendorong sektor pariwisata dan perekonomian bagi Kota Bogor.

Bila dihitung secara kasat mata, jika ada sekitar 50 ribu warga yang menonton, dan masing-masing membelanjakan uangnya minimal Rp10 ribu atau Rp5.000 untuk sebotol air mineral, dapat dihitung berapa perputaran uang yang terjadi selama kegiatan berlangsung.

"Kita bisa saksikan sendiri berapa banyak warga yang datang menyaksikan, dan banyak PKL yang ikut memadati lokasi untuk berjualan. Walau kami tidak bisa menghitung pasti, tapi bisa dibilang perputaran ekonomi itu terjadi," kata Arifin.

Arifin menambahkan Bogor Street Festival CGM menjadi ajang mempersatukan warga Bogor dari berbagai suku dan agama untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan pelestarian seni dan budaya.

Bogor Streer Festival CGM berlangsung dari pukul 16.00 WIB dan akan selesai pukul 24.00 WIB, menampilkan parade seni dan budaya nusantara, serta arak-arakan liong, barong serta joli para dewa dari Wihara Dhanagun.

Festival ini berlangsung di sepanjang Jl Suryakancana, disaksikan ribuan warga yang memadati jalanan. Walau diguyur hujan, tidak menyurutkan warga untuk menyaksikan kemeriahan CGM.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018