Grobogan (ANTARA News) - Belasan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis, dilanda banjir menyusul curah hujan tinggi di daerah setempat mengakibatkan air sungai melimpah karena tidak mampu menampung debit air yang terlalu besar.

Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Agus Sulaksono dihubungi via telepon, sebanyak 16 desa yang tersebar di lima kecamatan dilanda banjir. Di antaranya, tersebar di Kecamatan Karangrayung, Penawangan, Toroh, Gubug dan Tegowanu.

Limpasan air sungai mulai memasuki kawasan pemukiman diperkirakan pukul 06.00 WIB. Kedalaman air yang merendam permukiman bervariasi, maksimal mencapai 1 meter. Namun saat ini genangan banjir mulai berkurang.

Selain disebabkan karena debit air sungai di Kabupaten Grobogan melimpas, kata Agus, ada pula yang disebabkan karena tanggul sungai jebol akibat debit air yang terlalu besar. Tanggul sungai yang jebol tersebut, lanjut dia, berada di Sungai Jajar turut Desa Mojoagung, Kecamatan Karangryung dengan panjang tanggul 7 meter dengan kedalaman 3 meter.

"Perbaikan tanggul hanya bisa dilakukan ketika debit air sungainya menurun," ujar Agus.

Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, lanjut dia, belum ada warga yang berminat mengungsi, karena mereka beranggapan bahwa genangan banjir hanya berlangsung sebentar. Apalagi, lanjut dia, daerah yang tergenang banjir saat ini memang termasuk daerah rawan bencana banjir.

"Kami mengimbau warga untuk tetap waspada, karena saat ini memang sedang memasuki musim hujan. Sebaiknya, barang-barang berharga disimpan di tempat yang aman dari jangkauan banjir," ujarnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Grobogan Budi Prihantoro menambahkan, bahwa dampak banjir paling parah ada di Karangrayung, karena ada tujuh dusun.

Ia menjelaskan, banjir di Karangrayung dan Penawangan, akibat tanggul sungai yang jebol, sedangkan kecamatan lainnya akibat luapan air sungai.

Bencana banjir di Kabupaten Grobogan tidak hanya kali ini, karena pertengahan November 2017 juga terjadi bencana serupa.


Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017