Jakarta (ANTARA News) - Penerapan mekanisasi pertanian pada usaha tani hortikultura merupakan salah satu bentuk transformasi pertanian modern.
Siaran pers Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian menyebutkan transformasi pertanian modern punya ciri produktivitas tinggi, efisien dalam penggunaan sumberdaya dan teknologi, serta mampu menghasilkan output yang berkualitas, bernilai tambah dan berdaya saing tinggi.
Saat ini pemerintah mencanangkan program perbenihan untuk hortikultura, dengan prioritas utama benih bawang merah, cabai, dan bawang putih, jelas Andi Nur Alam Syah, Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan, Balitbangtan Kementan).
Prioritas pengembangan bawang merah 7.000 ha, cabai 15.000 ha, dan bawang putih 200 ha.
Untuk memenuhi kebutuhan benih dalam pengembangan bawang merah, Balitbangtan telah menghasilkan inovasi benih botani atau True Shallot Seed (TSS).
Keunggulan inovasi TSS antara lain produktivitas tanaman meningkat karena tidak atau lebih sedikit membawa penyakit tular benih seperti virus dari pada umbi bibit, tidak ada dormansi dan daya simpan lebih lama (2 tahun), kebutuhan benih lebih sedikit (57 kg/ha) sehingga biaya benih murah, serta penyimpanan dan distribusi lebih mudah.
Terkait dukungan untuk program pengembangan bawang merah tersebut, Balitbangtan telah menghasilkan seperangkat inovasi alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk perbenihan hortikultura tersebut, mulai dari penyiapan lahan, pengguludan, pemasang mulsa, persemaian benih, pemeliharaan benih, penanam, dan pemanen.
Unit alsintan persemaian TSS hasil inovasi Balitbangtan mampu menyiapkan benih sesuai dalam tray secara otomatis sebanyak 720 tray per jam, atau 75.600 benih umbi mini per jam atau setara dengan 604.800 benih umbi mini per hari bila bekerja selama 8 jam per hari. U
Unit alsintan untuk prosesing TSS tersebut mampu menyiapkan benih mini untuk sekitar 5 6 ha per hari.
Khusus untuk rumah tanam (green house) untuk pemeliharaan dan persemaian benih, sudah sangat terkendali secara otomatis semua parameter lingkungan mikronya (temperature, kelembaban, kadar CO2/O2 dan ventilasi). Rumah tanam pintar ini (Smart Green House) dapat dikendalikan melalui android.
Teknologi pendukung lainnya yang sangat penting yaitu In Store Controlled Room (ISCR). ISCR merupakan teknologi untuk menyimpan dan memperpanjang masa simpan tanpa mengurani bobot.
Teknologi ini mampu menyimpan produk bawang merah lebih dari 3 bulan, dengan kapasitas mencapai 2 ton. Disamping itu suhu dan kelembaban ruangan dapat diatur sesuai kebutuhan serta bersifat mobile sehingga transportasi mudah.
Unit alsintan lainnya, seperti mesin penggulud, pemasang mulsa, penanam dan pemanen sudah selaras (in-line) dengan persyaratan optimal dari usahatani bawang merah dengan TSS.
Semua prototipe alsintan untuk hortikultura hasil Balitbangtan tersebut diharapkan diperbanyak oleh industri alsintan dalam negeri melalui kerjasama lisensi.

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017