Jakarta (ANTARA News) - Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika mengatakan akses terhadap informasi akan mendukung minat wartawan untuk melakukan peliputan investigasi dengan kualitas laporan yang mendalam.

Menurut Wahyu Muryadi, selama ini kendala wartawan yang ingin melakukan peliputan investigasi antara lain akses data susah, kesulitan pengolahan data dan kesulitan menemui narasumber, misalnya narasumber tidak memiliki alat untuk mengirim bahan ke media dengan aman tanpa terbuka identitasnya

"Akses terhadap informasi harus ada agar wartawan tergerak dengan sendirinya. Wartawan sendiri pasti mau menulis investigasi," ujar dia dalam World Press Freedom Day di Jakarta, Kamis.

Untuk menulis laporan investigasi, diperlukan dukungan dan suasana atau atmosfer yang memungkinkan untuk melakukannya.

Menurut Wahyu, masalah mendasar perkembangan penulisan investigasi adalah organisasi media masih menggunakan model bisnis lama dengan mengandalkan pemasukan dari iklan.

"Pemasukan dari iklan, jualan retail ada banyak kepentingan dan seringnya tidak sejalan dengan jurnalisme investigasi," ucap Wahyu.

Agar jurnalisme investigasi berkembang, maka ia menyarankan untuk meninjau kembali dan memperbaiki model bisnis media.

Dalam kesempatan sama, jurnalis pemenang penghargaan liputan investigasi asal Ghana Anas Areyemaw Anas mengatakan tanpa akses bebas pada informasi, maka wartawan hanya akan bergantung pada informasi terbatas dari pemerintah.

"Tanpa data dan membebaskan data untuk diakses, susah bagi jurnalis untuk mencarinya sehingga bergantung pada whistleblower dalam pemerintah, tetapi semakin susah untuk mengawasi dan menguatkan pemerintah," tutur dia.

(T.D020/A011)

Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017