Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan realisasi anggaran pembangunan desa menyusul melambatnya perekonomian Indonesia.

"Presiden telah menginstruksikan percepatan realisasi anggaran, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, karena itu saya optimistis pada semester kedua tahun ini ekonomi daerah dan nasional akan tumbuh cepat dan target-target Pemerintah di bidang makro ekonomi, seperti penurunan angka kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan akan tercapai," ujar Marwan di Jakarta, Selasa.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal dua melambat pada angka 4,67 persen.

Marwan Jafar mengimbau semua pihak agar kondisi ini tidak perlu disikapi berlebihan apalagi sampai menimbulkan kepanikan, karena pelambatan ekonomi juga dialami hampir semua negara.

"Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini termasuk tinggi di dunia. Yang paling penting adalah Pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi ini," katanya.

Untuk mewujudkan upaya di atas, Marwan mengaku telah menginstruksikan jajaran kementeriannya untuk bekerja keras mempercepat realisasi anggaran pembangunan desa.

Pihaknya tidak memungkiri saat ini penyerapan anggaran masih belum optimal, karena proses pengadaan barang dan jasa belum semuanya selesai, sebagian masih dalam proses lelang online atau lelang pengadaan secara elektronik (LPSE).

"Seluruh jajaran Kementerian Desa terus bekerja keras mempercepat realiasi anggaran pembangunan desa khususnya di bidang infrastruktur dan penguatan ekonomi desa, kegiatan yang sudah selesai lelangnya segera dilaksanakan, jadi saya optimistis tidak lama lagi ekonomi kita akan tumbuh cepat, salah satunya didorong oleh meningkatnya pembangunan infrastruktur dan aktivitas perekonomian di kawasan perdesaan," jelas dia.

Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, menjelaskan pelaksanaan pembangunan desa pada semester kedua tahun ini ditandai dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya aktivitas perekonomian di kawasan pedesaan.

Hal itu akan menciptakan efek domino dalam wujud penyerapan banyak tenaga kerja desa, meningkatnya daya beli masyarakat desa, tumbuh kembangnya sektor produksi dan konsumsi desa, serta terus membesarnya jumlah transaksi perdagangan barang dan jasa yang melibatkan pengusaha dan masyarakat desa.

"Pembangunan desa dan berbagai dampak positif di bidang perekonomian yang ditimbulkannya ini tentunya akan menjadi insentif bagi ekonomi daerah untuk bergerak, karena desa sebagai basis produksi dan kota sebagai pusat pertumbuhan saling terkait atas dasar simbiosis mutualisme, yang mana kemajuan ekonomi desa akan langsung meningkatkan transaksi perdagangan di kota dan begitu pula sebaliknya, sehingga mendorong ekonomi daerah dan juga ekonomi nasional bergerak maju, tumbuh cepat pada semester kedua ini," kata Marwan.

Selama ini, lanjut dia, masalah ketersediaan infrastruktur menjadi hambatan utama bagi desa dalam mengembangkan aktivitas perekonomiannya. Khususnya desa-desa yang berada di daerah tertinggal, perbatasan, terpencil, kawasan transmigrasi, pulau kecil dan terluar, yang sebagian besar berada di kawasan Indonesia timur seperti Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.

Jika masalah infrastruktur dapat dipecahkan dan tersedia dengan baik, maka desa akan lebih mudah dalam membangun ekonominya, petani, nelayan dan industri kecil desa dapat menjalankan aktivitas usahanya dengan baik, pedagang kota dapat membeli dan memasarkan produk-produk desa, sehingga ekonomi desa dapat berkembang dan mengejar ketertinggalannya.

(T.I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015