"Dari dulu kita sudah hidup berdampingan..."
Pangkalpinang (ANTARA News) - Perayaan Tahun Baru Imlek 2564 diharapkan dapat memperkuat persatuan antaretnis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan di Tanah Air pada umumnya.

"Harapan kami pada tahun baru Imlek kali ini jangan lagi ada kerusuhan dan pertikaian, biarkan semua menjadi damai dan tentram," kata Sekretaris Klenteng Kwan Tie Miau, Harry Sutanto, di Pangkalpinang, Sabtu.

Harry mengatakan, persatuan antaretnis di Bangka Belitung memang sudah terjalin dan terpelihara sejak masa kolonial, meski demikian dengan adanya perayaan Imlek diharapkan masyarakat dapat selalu menambah semangat mereka.

"Salah satu contoh kerukunan dan persatuan antaretnis di kita adalah adanya tradisi silaturahmi antarwarga saat tahun baru Imlek," kata Harry.

Harry mengatakan Imlek senantiasa menjadi momentum keakraban antarsesama manusia di bumi Bangka Belitung.

"Selama 15 hari, dimulai sejak perayaan Imlek hingga puncak perayaan saat Cap Go Meh, kita biasa melakukan tradisi silaturahmi yang sangat identik dengan budaya Melayu," katanya.

Pada hari-hari itu biasanya warga di Bangka Belitung akan saling mengunjungi, terutama mereka akan pergi ke rumah-rumah warga etnis Tionghoa yang merayakan Imlek.

Budayawan sekaligus Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di Bangka Belitung, Akhmad Elvian, mengatakan bahwa kerukunan tersebut merupakan hasil dari asimilasi budaya yang sudah ada sejak jaman kolonial.

"Dari dulu kita sudah hidup berdampingan, oleh sebab itu ada beberapa nilai yang terserap dari budaya satu sama lain," katanya.

Tahun Baru Imlek di Pangkalpinang sudah dimasukkan ke dalam kalender budaya dan pariwisata dengan pusat kegiatan dilaksanakan di klenteng-klenteng pemujaan masyarakat keturunan Tionghoa, seperti di Klenteng Kwan Tie Miaw, Klenteng Satya Budi, Klenteng Sen Mu Miaw, Klenteng Dewi Kwan Im, serta di pemukiman Tionghoa di kawasan Nai Si Fuk atau Kampung Bintang.
(T.I027)

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013