Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai bahwa vaksin COVID-19 produk dalam negeri seperti IndoVac memiliki dampak positif untuk menjaga atau melindungi populasi di Indonesia.

"Kita perlu keberadaan vaksin COVID-19 yang terbukti memberikan proteksi populasi dari infeksi dan mencegah keparahan atau fatalitas," ujar Dicky dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, adanya produk vaksin dalam negeri maka Indonesia akan memiliki ketahanan kesehatan nasional.

"Harus diketahui juga keberadaan IndoVac ini penting dan strategis dalam konteks Indonesia bahkan dunia sekalipun. Artinya, ketersediaan dan akses vaksin bisa kita kelola sendiri, itu akan sangat membantu membangun kekebalan komunitas dibandingkan kita impor vaksin," tuturnya.

Baca juga: Bio Farma awali ekspor IndoVac dengan mendonasikan vaksin

Baca juga: Bio Farma produksi 20 juta dosis vaksin IndoVac usai kantongi EUA


Ia menambahkan, pengembangan vaksin di dalam negeri juga dapat mencegah potensi beban fasilitas kesehatan di Indonesia ke depannya.

"Mengembangkan dan memproduksi vaksin di dalam negeri merupakan kemampuan yang strategis untuk menangkal atau menghadapi berbagai ancaman ke depannya," katanya.

Kendati demikian, Dicky mengingatkan, vaksin tidak dapat dijadikan senjata tunggal dalam menghadapi suatu penyakit atau wabah seperti COVID-19.

"Agar kehadiran vaksin lebih efektif maka harus diikuti perilaku hidup bersih dan sehat," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menerbitkan izin edar darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin dalam negeri produksi PT Bio Farma, IndoVac.

"Vaksin dalam negeri IndoVac yang dari Bio Farma dengan Baylor College of Medicine (BCM) itu sudah dapat EUA untuk vaksin primer dewasa," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito.

Ia mengatakan IndoVac menjadi vaksin COVID-19 buatan dalam negeri kedua yang memperoleh EUA BPOM RI, selain vaksin berplatform mRNA produksi PT Etana.

Sementara, Vaksin InaVac produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia bekerja sama dengan peneliti Universitas Airlangga masih merampungkan proses uji klinik fase akhir vaksin primer dan booster.*
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022