Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan dari total orang lanjut usia yang hampir mencapai 24 juta orang lebih, sekitar 2,6 juta diantaranya masih terlantar.

"Berdasarkan data masih ada 2,6 juta lansia yang terlantar," katanya di Istana Wapres di Jakarta, Kamis, saat peringatan hari internasional lansia.

Untuk itu, menurut dia, pemerintah terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kesejahteran para lanjut usia (lansia) tersebut.

Ia mengatakan, pada 2011, 20 ribu lansia yang miskin telah mendapatkan bantuan sebesar Rp300 ribu per bulan.

Pada 2012 nanti pihaknya akan meningkatkan bantuan menjadi sebanyak 26 ribu para lanjut usia penerima bantuan.

Ia menambahkan, peningkatan kesejahteraan para lanjut usia juga terus didukung dengan berbagai kebijakan seperti adanya fasilitas untuk para lanjut usia, pemberian potongan harga terhadap penggunaan fasilitas umum seperti kereta api, tersebarnya Puskesmas untuk para lansia.

Ia mengatakan program peningkatan kesejahteraan dan juga pembinaan bagi para lansia untuk semakin berdaya guna akan semakin ditingkatkan ke depan.

Mantan Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN Haryono Suyono mengatakan, pertumbuhan jumlah lansia dari 1970 hingga saat ini sangat cepat.

"Pada 1970 jumlah lansia masih dua juta, tapi saat ini mencapai 20 juta, pertumbuhannya 10 kali lipat," katanya.

Haryono yang juga Pembina Gerakan Nasional Lansia Peduli, menambahkan dari total lansia yang ada, sekitar 20 persennya membutuhkan bantuan.

Sedangkan 80 persen lainnya siap untuk dibina dan berkontribusi bagi pembangunan.

Wakil Presiden Boediono mengakui bahwa target untuk lansia yang terlantar itu masih sangat sedikit. Untuk itu hal ini perlu ditingkatkan lebih banyak.

"Saya mendengar tadi targetnya bagi lansia terlantar begitu kecilnya, masih 20 ribu, mau ke-26 ribu, ini harus ditingkatkan tetapi dengan cara yang baik dan pas," katanya.

Ia mengharapkan agar berbagai dana pemerintah yang digunakan untuk peningkatan kesejahteraan para lansia justru tidak banyak dihabiskan oleh biaya operasional. Namun haruslah lebih banyak diterima oleh para lansia.

"Jangan sampai uang yang kita sediakan tidak maksimal, yang kemungkinan uang ini dapat dipakai untuk overhead-nya (operasionalnya), bukan untuk sasarannya," katanya.

(M041/A025)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011