Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menegaskan, dirinya tidak ingin di provinsi yang dipimpinnya terdapat warga lanjut usia (lansia) yang terlantar hanya karena dianggap sebagai beban keluarga.

"Saya tidak mau di Banten ada masyarakat lanjut usia yang disia-siakan atau diterlantarkan, hanya karena dianggap sebagai beban keluarga," kata Ratu Atut Chosiyah dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2011 Tingkat Provinsi Banten (24/6), demikian siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ratusan orang lanjut usia (lansia) hadir dalam acara tersebut dan spontan menyambut dengan tepukan tangan pernyataan Gubernur itu. Menurut Atut, hingga saat ini menurut data Badan Pusat Statistik, di Banten terdapat lebih dari 500 ribu orang lanjut usia.

Masih sekitar 14 ribu di antaranya, perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Sosial akan terus berupaya maksimal untuk mengurangi angka langsia terlantar.

Selain itu, pemerintah juga berusaha menekan tingkat usia harapan hidup secara terus-menerus.

Atut berpesan secara khusus bahwa tema peringatan HLUN 2011 yaitu "Memperkuat Koordinasi Antar Instansi dan Masyarakat Dalam Pemberdayaan Lanjut Usia" bukan menjadi sekadar slogan indah semata, melainkan harus sungguh-sungguh menjadi pegangan dalam pelaksanaan program-program.

Gubernur juga mengatakan, masalah lansia bukanlah menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan juga perlu mendapat perhatian dari seluruh kalangan maupun lapisan masyarakat.

"Sebab, umumnya masalah lansia terlantar disebabkan faktor kondisi ekonomi keluarga yang tidak mencukupi untuk perawatan," tandasnya.

Karena itu , Ratu Atut mengingatkan masyarakat yang memiliki kemampuan lebih untuk memberikan perhatian kepada ayah dan ibunya, kakek dan neneknya, serta para lansia lainnya.

"Peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah lansia di Banten," kata Atut.

Menurut dia, memberikan perhatian kepada orang tua dengan merawat dan menjaganya, merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa yang telah dirasakan di masa yang lalu. Untuk itu, masyarakat Banten terutama kalangan yang mampu dan generasi muda perlu membangun kepedulian terhadap kondisi para lansia
di lingkungannya masing-masing.

"Para lansia juga harus dilibatkan dalam setiap aktivitas pembangunan. Tentu saja sesuai dengan kemampuannya. Sebab, para lansia sudah kenyang dengan pengalaman hidup sehingga pasti bisa diminta masukannya untuk dimanfaatkan sebagai referensi dalam menyusun berbagai program kegiatan pembanguan di tingkat desa, kecamatan sampai ke tingkat pemerintah provinsi," demikian Ratu Atut.  (D011/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011